Kadisbudpar Kabupaten Bogor Yudi Santosa Pastikan Eks Pendopo Kewedanaan Jasinga Dibangun Kembali

BOGOR, (TB) – Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor, Yudi Santosa meninjau langsung pengukuran rencana pembangunan Eks Pendopo Kewedanaan Jasinga.

Setelah melalui rangkaian panjang penyampaian aspirasi hingga aksi sejak September 2024, akhirnya Eks Pendopo Kewedanaan Jasinga yang telah lama hilang akan kembali dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Bogor pada awal tahun 2025. Keputusan ini menjadi kabar gembira, terutama bagi masyarakat Jasinga yang telah memperjuangkan keberadaan bangunan bersejarah ini.

Menurut Yudi, Pemda Kabupaten Bogor melalui Disbudpar menunjukkan komitmen serius dalam melestarikan budaya lokal.

“Ini adalah upaya untuk mengembalikan budaya di Jasinga. Konsep pendopo akan disesuaikan dengan desain zaman dahulu,” ujar Yudi di lokasi bangun Eks Pendopo Kewedanaan Jasinga, Selasa, (7/1/2025).

Sementara Yudi didampingi berserta stafnya terlihat melakukan dialog interaktif dengan para tokoh budaya dan sesepuh Jasinga untuk menggali makna sejarah yang akan disampaikan kepada generasi mendatang. Ia menambahkan, pendopo ini diharapkan tidak hanya menjadi simbol sejarah, tetapi juga daya tarik wisata budaya di Jasinga.

Ditempat yang sama, Paguyuban Jasinga Bogor (PJB) yang selama ini menjadi penggerak utama tuntutan menyampaikan rasa syukur terealisasinya aspirasi mereka.

“Alhamdulillah, usulan kami, masyarakat Jasinga yang peduli terhadap nilai-nilai sejarah dan budaya, akhirnya didengar dan diwujudkan oleh pemerintah,” ujar Ketua PJB, Tatang Hulantara.

Revitalisasi ini menjadi langkah nyata Pemkab Bogor dalam memperkuat identitas daerah sekaligus mempromosikan budaya lokal kepada masyarakat luas. Dengan bangunan baru yang sarat akan nilai sejarah, Eks Pendopo Kewedanaan Jasinga diyakini dapat menjadi pusat aktivitas budaya sekaligus destinasi wisata unggulan.

Paguyuban Jasinga Bogor dan masyarakat setempat pun berharap bahwa pembangunan ini menjadi awal dari kebangkitan budaya Jasinga yang lebih besar di masa depan. Upaya kolektif antara masyarakat dan pemerintah menjadi contoh nyata pentingnya kerja sama dalam menjaga warisan sejarah dan budaya bangsa. (**)




FK3I Desak KLHK Tegas Evaluasi Taman Wisata Alam Gunung Pancar

BOGOR – (TB), PT Wana Wisata Indah (WWI) resmi menutup sementara Rest Area Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Pancar atas Amanat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Aktivis Desak KLHK Tegas Evaluasi TWA Gunung Pancar Menjadi Kawasan Ekologi Bukan Untuk Kepentingan Wisata.

Ketua Forum Komunikasi Kader Konservasi Indonesia (FK3I) Pusat, Dedi Kurniawan, tanggapi serius penutupan sementara Rest Area TWA Gunung Pancar yang dilakukan PT.WWI.

“Anehnya mengapa hanya ditutup sementara, dan mengapa hanya Rest Area yang ditutup. Apakah PT tersebut mengantongi ijin Ijin Usaha Pengelolaan Jasa Wisata Alam (IUPJWA) atau Ijin Usaha Pengelolaan Sarana Wisata Alam (IUSJWA)?. Jika punya perijinan itu, tentunya mereka memiliki Rencana Pengelolaan Kawasan yang diamanatkan oleh KLHK. Dengan adanya penutupan kawasan TWA itu tentunya ada yang salah di manajemen terhadap Rencana Pengelolaan yang tidak sesuai,” tukasnya, dihubungi Selasa (02/01/2025).

Dedi Kurniawan mengungkapkan hal tersebut nyaris sering terjadi di manapun di kawasan Wisata Alam yang dikelola oleh pihak ketiga atau PT melalui ijin Pengelolaan Pariwisata Alam dengan Jangka Waktu yang cukup panjang. Maka penting bagi KLHK atau Kementrian Kehutanan melakukan evaluasi dan Kaji Ulang Pemegang Ijin dan Unjuk Keberanian Untuk Cabut ijin.

“Karena nilai dari wisata alam bukan persoalan bisnis maupun berapa PNBP yang masuk atau berapa pemasukan keuntungan pengelolaan. Tapi, lebih mengedepankan nilai nilai alam.yang dapat dinikmati tanpa mengganggu bentang alam, serta utamanya, untuk kesejahteraan masyarakat sekitar. Jadi, jika tidak ada ketegasan itu semua maka KLHK bisa digugat yang tidak bekerja dengan baik,” imbuhnya.

Menurutnya, PT WWI perlu di evaluasi, kemudian diberikan peringatan tegas melalui surat dan tentunya ijin bisa dicabut. Artinya, FK3I mendesak Kawasan TWA Gunung Pancar Bogor dikembalikan sesuai fungsi kawasannya menjadi Leuweung Tutupan, itu pun apabila tidak dikelola secara baik, bijaksana dan Lestari.

Untuk diketahui, berdasarkan surat tugas PT Wana Wisata Indah atau WWI, nomor 021/Dir-SK/WWIXII/2024, tertanggal, Bogor, 15 Desember 2024 yang di tanda tangani oleh, Budi Waljiman selaku General Manajer.

Perintah surat tugas WWI tersebut yakni, Optimalisasi Peraturan Pemerintah, nomor 36 tahun 2024 Tentang Jenis dan Tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak, yang berlaku pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Disamping itu, adanya dugaan praktik pungutan liar alias pungli di Taman Wisata Gunung Pancar yang viral di media massa dan media sosial.

Atas nama direksi PT WWI Gunung Pancar, memerintahkan untuk menutup sementara semua aktifitas yang berada di Rest Area Taman Wisata Alam Gunung Pancar, selambat – lambatnya pada tanggal 24 Desember 2024. Namun, penutupan Rest Area tersebut baru bisa dilaksanakan PT WWI pada, hari Kamis, 02 Januari 2025.

Dalam surat tersebut diatas juga disebutkan, bahwa penutupan Rest Area TWA Gunung Pancar tersebut untuk tujuan penataan ulang sehingga tidak menimbulkan dugaan praktik pungli di kawasan Taman Wisata Alam Gunung Pancar. PT WWI juga berkordinasi dengan Polisi Kehutanan dari BBKSDA Jawa Barat dan Polres Bogor.




Pemerintah Didesak Tutup Lahan Wisata Yang Pengelolanya Abaikan Kaidah

BOGOR, (TB) – Forum Komunikasi Kader Konservasi Indonesia (FK3I) ingatkan Pemerintah dan Pengusaha Wisata dalam Keselamatan Pengunjung dan Kelestarian Kawasan Wisata.

Ketua FK3I Pusat, Dedi Kurniawan menghimbau kepada Pemerintah dan Pengelola Wisata untuk tidak gegabah di saat musim libur awal tahun 2025.

“Kami tekankan agar mereka tetap mengikuti aturan terkait kuota jumlah pengunjung, pengelolaan sampah pengunjung dan pedagang, keselamatan dan kenyamanan pengunjung. Serta, tetap menjaga kaidah – kaidah konservasi dan lingkungan hidup,” tekannya, Selasa (31/12/2024).

Ia menegaskan kembali, kerap terjadi kecelakaan dan menumpuknya sampah, juga rusaknya sekitar kawasan wisata akibat pemerintah dan pengusaha tidak memberikan edukasi tata cara berkunjung di kawasan wisata alam.

“Salah satu contoh banyaknya pelanggaran over pengunjung yang mengakibatkan terganggunya ekosistem wisata alam. Yang kami khawatirkan adalah keselamatan pengunjung apalagi akhir tahun kita sedang memasuki cuaca tak menentu,” imbuhnya.

Maka, FK3I menghimbau agar pembangunan wisata alam dikelola Pihak Ketiga harus sesuai dengan RKT (Rencana Kerja Tahunan -Red) dan RPK (Rencana Pengelolaan Kawasan -Red), serta di awasi secara berkala oleh pemerintah.

“Kami melihat trend wisata di wilayah kita meningkat ditambah pengunjung manca negara. Namun, tidak satu pun perusahaan yang melakukan imbal jasa pada lingkungan dan kawasan,” ungkapnya.

FK3I pun mendesak Pemerintah untuk berani menindak tegas pengusaha yang menjalankan pengelolaan wisata tidak sesuai kaidah. Bila perlu di evaluasi dan di tutup lahan wisatanya. (Sto)




Karang Taruna 3 Kecamatan di Bogor Selatan Dukung Puncak Festival di Gelar Di Cipayung

BOGOR, (TB) – Badan Pimpinan Cabang Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia.(BPC PHRI) Kabupaten Bogor. Menggelar event Puncak Fest disetiap ahir tahun, di ahir tahun 2024 direncanakan bakal digelar di Hotel Mars. Kecamatan Megamendung.

Adanya Puncak Fest telah dapat dukungan diberbagai pihak. Seperti dinyatakan karang taruna dari tiga Kecamatan, yakni Cisarua, Megamendung, dan karang taruna Ciawi.

“PHRI adalah organisasi yang bertujuan untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan kepariwisataan.” kata wakil ketua karang taruna Cisarua A Gafher. Jumat 20 Desember 2024.

Dan PHRI juga lanjut Dia, berperan sebagai wadah yang mewakili anggotanya dalam industri perhotelan dan restoran, “kegiatan itu adalah salah satu bentuk upaya PHRI dalam memajukan dunia pariwisata perhotelan ,jadi kami sangat dukung event ini,” ujarnya

Gelaran Puncak Fest di kawasan Cipayung dinilainya sangat cocok. Sebab kata Dia, berada ditengah akses mudah ditempuh oleh pengunjung.

“Kami sangat mendukung rencana PHRI, gelar Puncak Fest di Hotel Mars, alasan menurut kami sangat tempat, tempat itu sangat mudah dijangkau oleh tiga wilayah, yaitu cisarua- megamendung dan Ciawi,” ucap A Ghafer.

Selain ketua karang taruna Cisarua, lilis suryani panjaitan ketua krang taruna Kecamatan Megamendung mengaku, selama tiga tahun berjalan karang taruna selalu menjadi bagian dari gelaran Puncak Fest.

“Kami dari tiga karang tauna tingkat Kecamatan Cisarua, Megamendung dan Ciawi dalam tiga tahun ini selalu menjadi bagian di kepanitian event ini, karena memang kami sangat butuh keterlibatan nya,” terangnya.

Menurutnya event tersebut, sangat bermanfaat dan cukup tepat sasaran dalam merangkul, bisa menjadi wadah. Mulai dari Pelaku Seni dan Budaya, dan komunitas musik, bahkan sampai ke para Pelaku UMKM mandiri.

“Event ini kami jadikan ajang Promosi khususnya di wilayah selatan, dan rangkulan tersebut diatas adalah program yg emang kami inginkan. Bagi Kami selaku organisasi sosial dikarang taruna sangat minim wadah bahkan fasilitas event,” ujar Lilis Panjaitan.

Senada dikatakan, Desrino Guruh Pramudya Ketua karang taruna Kecamatan Ciawi, menyatakan, sangat sepakat mendukung Puncak Fest, di kawasan Cipayung.

“Kami rasa alasan Kami sangat tepat, kawasan Cipayung tempat nya sangat strategis, sangat terjangkau bagi tiga wilayah,” ungkapnya.

Ia menuturkan, berdasarkan dari pendapat rekan para talenta muda anggota karang taruna tingkat desa RT/RW yang jadi binaan dari karang taruna, dalam melakukan hal yang bertujuan baik, untuk masyarakat itu harus adil dan bijaksana.

“Kami setuju dan mendukung Puncak Fest 2024 di wilayah megamendung yang akan dilaksanakan pada tgl.30-31 Desember 2024 karena pada intinya tempat itu sangat strategis dan mudah dijangkau.” tuturnya. (Red)




13 Ribu Hektar Lahan Taman Wisata Jaswita di Segel, Ini Alasannya

CISARUA, (TB) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor kembali akan menyegel Taman Wisata Jaswita yang berlokasi di kawasan Puncak Cisarua dibawah pengelolaan PT Jaswita yang belum juga melengkapi ijin.

Setelah berkoordinasi dan mendapatkan persetujuan untuk melakukan tindakan bagi yang belum ada izin agar ditutup, Pemkab Bogor akan menyegel taman Taman Wisata yang dikelola PT Jaswita dengan memasang garis PPNS (Penyidik Pegawai Negeri Sipil).

“Areal yang belum ada izin kita pasang garis PPNS. Saat ini PT Jaswita sedang melakukan proses izin,” tegas Bachril. Pj. Bupati Bogor Bachril Bakri saat melakukan peninjauan dan penertiban langsung kegiatan operasional taman wisata yang dikelola PT. Jaswita pada Kamis (12/12/2024).

Pj. Bupati Bogor, Bachril Bakri mengatakan, saat ini ia berada di lokasi wisata PT. Jaswita, yang sebetulnya telah dilakukan penertiban beberapa bulan yang lalu, tapi dua hari yang lalu dibuka kembali.

“Kami tahu, bahwa PT. Jaswita hanya mendapat izin seluas 4 ribu meter persegi, sementara ada 13 ribu meter persegi yang belum berizin. Hari ini bersama pegawai staf PT. Jaswita menyampaikan bahwa kami akan tutup kembali 13 ribu areal yang belum berizin,” tegasnya.

Pj. Bupati Bogor juga telah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, karena PT Jaswita ada hubungannya dengan Pemprov Jabar.

“Kami sudah koordinasi dan kami mendapatkan persetujuan untuk melakukan tindakan bagi yang belum ada izin agar ditutup. Kita akan pasang garis PPNS karena mereka sedang melakukan proses izin dan yang belum ada izin untuk ditutup,” imbuhnya.

Turut hadir mendampingi Pj. Bupati Bogor yakni,3 Kepala Dishub Kabupaten Bogor, Kepala Diskominfo, Kasat Pol PP, Kepala DKPP, Kepala PUPR, Camat Cisarua, Forkopimcam Kecamatan Cisarua dan lainnya.

Atas ketegasan Pemkab Bogor itu, Aktivis Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Bogor, Sabilillah, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya. Pasalnya, maraknya obyek wisata alam selama ini hanya kepentingan bisnis, sementara kewajiban melestarikan hutan dan habitatnya cenderung abai yang berdampak terjadinya penurunan kuantitas dan kualitas hutan.

“Saran kami kepada Pemkab Bogor, setelah disegel jangan lupa lanjut di bongkar. Bongkar juga dugaan adanya oknum yang bermain, karena selama ini oknum tersebut yang menghambat perjuangan aktivis dalam upaya Pulihkan Hutan dan Lingkungan Hidup di Bogor., Ini supaya kedepannya hutan kita kembali pulih seperti sediakala untuk peradaban yang lebih baik,” desaknya. (Sto)




Lestarikan Budaya Leluhur, Desa Lemah Duhur Gelar Acara Mapag Bulan

Caringin, (TB) – Mapag bulan, gelaran acara tahunan yang terus dilaksanakan, dengan sejumlah rangkaian kegiatan Budaya Sunda, tetap dipertahankan oleh Pemerintah Desa Lemah duhur Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor.

Pawai Dongdang, yang berisi berbagai hasil bumi diiringi lantunan irama kendang penca. Merupakan salah satu bentuk mempertahankan tradisi leluhur Cimande, yang secara turun temurun dari generasi ke generasi.

Ujang Najmudin Kepala Desa Lemah Duhur mengatakan, Pawai Dongdang dilakukan dengan berjalan dari awal titik star Padepokan Perguruan Penca Silat menuju finish di halaman kantor Desa. salah satu agenda Mapag Bulan, menyambut awal Bulan Maulid, merupakan bentuk rasa syukur kepada Maha Kuasa.

“Jadi Mapag Bulan ini adalah awal menyambut peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Kegiatan ini sudah menjadi agenda kami selaku Pemerintah Desa Lemah Duhur setiap satu tahun sekali,” kata nya kepada Wartawan. Minggu (08/09/2024).

Intinya, sambung Dia, budaya Sunda ini untuk lebih diingat kembali warisan budaya Leluhur ini. $Apalagi Seni dan Budaya Sunda disini sudah menjadi tradisi untuk terus dikembangkan salah satu warisan dari generasi leluhur, kami sebagai generasi, terus melestarikan nya,” terangnya.

Kepada Warga, Kepala Desa juga meminta, warga Cimande khususnya di wilayah Lemah Duhur untuk tidak melupakan warisan bersejarah para leluhur ini.

“Jangan sampai budaya ini dilupakan, masyarakat berkewajiban untuk terus melestarikannya. Pemerintah Desa Lemah Duhur akan tetap menjujung tinggi budaya Sunda, bahkan tahun depan akan lebih meriah,” ujarnya.

Ditempat yang sama koordinator Lapangan (Korlap) Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM). Abdul Rojack yang biasa disapa Bang Jack. Menyatakan apresiasi pada Masyarakat dan Pemerintah Desa Lemah Duhur, yang masih terius setia pertahanan kan tradisi Budaya Mapag Bulan.

“Kehadiran Kami dalam acara ini hanya monitoring kegiatan helaran tradisi mapag bulan mulud, karena ini baru acara pembuka, di Cimande ini selama Bulan Maulud akan terus didatangi para tamu luar Daerah. Untuk berziarah,” Pungkasnya. (Sn)




Aliansi Masyarakat Bogor Selatan Kritisi Bus Angkutan Pengunjung Wisata Cigwa Megamendung, Ini Penyebabnya

MEGAMENDUNG , (TB) – Ketua Aliansi Masyarakat Bogor Selatan ((AMBS) M.Muhsin mengkritisi angkutan pengunjung ke tempat wisata Cigwa di Kecamatan Megamendung. Dirinya menyebut regulasi serta aturan dalam wisata perlu diperhatikan, jangan hanya demi keuntungan ramai pengunjung, hal lain terabaikan.

“Dalam azas menanyakan hal itu umum bahwa kepentingan umum harus diutamakan dalam pelayanan pemerintahan bernegara. dari pengamatan Kami tentunya ada aturan atas penggunaan kendaraan darat, baik mobil pribadi, maupun angkutan masal,” Kata Muhsin Kepada Wartawan Sabtu. 31/08/2024.

Untuk kendaraan bus maka tentu aturannya harus disesuaikan dengan kelas jalan yang ada dan dilalui pada tujuan atau lokasi wisata tersebut.

Dia menegaskan, Pihak manajemen Cigwa harus tahu apakah bus ukuran besar diperbolehkan melewati kelas jalan desa hingga ke tempat usaha wisatanya,

“Tentunya hal inipun akan terkait pula keamanan dan kenyamanan pengunjung selain risiko menuju jalan Cigwa yang berkontur kelokan dan tanjakan selain dampak kemacetan lalu lintas,” tegas Muksin.

Selain itu Muksin juga memaparkan bahwa, pembahasan AMDAL pada saat wisata itu disesuaikan perizinan dan peruntukan tentunya ditentukan sejak awal.

“Kami akan segera mengirimkan surat kepada pihak kecamatan Megamendung prihal Bus besar menuju kawasan wisata Cigwa dan akan menanyakan aspek perizinan atas usaha itu,” paparnya.

Apakah benar seperti ijin awal sambungnya, hanya untuk villa tempat tinggal. “Non bisnis atau memang sudah ber IMB untuk hotel dan fasilitas wisata dalam bisnis untuk perdagangan dan jasanya” terangnya.

Dilain hal menurut Muksin, ditekankan aturan pengunaan kelas jalan dalam UU dan PP, Jelas aturan jalan itu mengacu pada UU 2/2022, PP 30/2021 dan Permen PUPR 05/2018.
Dalam Pasal 35E ayat (2) UU 2/2022 dijelaskan bahwa daya dukung MST terberat jalan kelas I adalah 10 ton, dan jalan kelas II serta kelas III daya dukung MST terberat adalah 8 ton.

“Dalam konteks Tonase saja beban jalan itu untuk bus besar sudah tidak sesuai dalam peraturan peraturan.” Pungkasnya. (**)




Mall Point Lebak Bulus Jadi Lokasi Ajang Kompetisi 30 Finalist Model Trend Indonesia 2024

TUBAS, JAKARTA|Model Trend Indonesia adalah sebuah ajang Audisi mencari Icon Model yang digawangi oleh 2 Wanita yaitu Rachel Tj dan Dewi, yang memiliki satu visi dan misi bahwa model bukan hanya sekedar status namun bisa membawa diri lebih lagi didunia entertaiment dan berbagi dengan kegiatan sosial.

Pada Audisi batch satu ini pada tanggal 27 April 2024 yang bertempat di Poins Mall Lebak bulus, dihadiri oleh bapak Brigjen.DR. Victor Pudjiadi,SPB,FI CS,DFM dan Melibatkan 3 juri yaitu Nuno Raffi (Fashion designer), Indra Jaylani (Public Figure), Theo Culver (Coach acting).

Pada hari Sabtu kemarin, model juga berkesempatan Fashion Show yang bekerja sama dengan 6 designer yaitu Gala designs Artoz, Anggalang, Kurukuru, Rev Colaction dan AfdiSign dengan mengusung tema Wastra.

Audisi batch satu berjalan dengan 30 finalist dengan Live report dari media partner yaitu Bens Radio 106,2 FM yang didukung dengan beberapa sponsor seperti : KopiKren, Vicee, Nails by Mia, Danirmala soap dan sponsor lain nya.

Ingin mengembangkan karir dan bakat bersiaplah, Model Trend indonesia kembali membuka pendaftaran Audisi Batch 2 dimulai dari 27 April kemarin sampai dengan 20 Juni 2024.
Info lebih lanjut dapat menghubungi 08119933618 atau bisa langsung ke instagaram @modeltrendindonesia.

” Rus “




Dengan Modal Cuma 10 Ribu Saja, Nikmati Panorama Indah Gunung Salak Endah

PAMIJAHAN, (TB ) – Di tengah hiruk pikuk dan lika liku kehidupan dunia, setiap orang membutuhkan waktu liburan untuk bisa membuat tenang hati dan pikiran. Salah satu lokasi destinasi wisata yang sering dituju adalah daerah pegunungan.

Di Kabupaten Bogor, banyak sekali area wisata alam pegunungan yang menjadi destinasi wisata, diantaranya kawasan Puncak Kecamatan Cisarua dan Gunung Bunder Kecamatan Pamijahan.

Keindahan Gunung Salak dan panorama alam yang indah juga bisa dinikmati oleh masyarakat dengan harga murah. Hanya dengan uang 10 ribu rupiah, mata sudah disuguhi pemandangan menakjubkan.

“Ya silahkan datang ke Kampung Rawa Desa Gunung Bunder 2. Lalu singgah di warung pinggir jalan, pesan segelas kopi dan sudah disuguhi pemandangan alam yang indah dari kawasan Gunung Salak Endah,” ungkap Leo (32) seorang warga sekitar, Jum’at (1/3/2024).

Ia menjelaskan, di wilayah kampungnya tersebut, jika cuaca cerah akan terlihat panorama alam sangat indah. Terutama saat pagi dan sore hari. Wisatawan bisa melihat area persawahan, aliran sungai dan tentu panorama alam pegunungan.

“Di daerah kami juga ada banyak warung – warung kecil milik warga untuk sekedar istirahat sejenak. Adapula sejumlah vila yang bisa jadi tempat untuk menginap bersama keluarga,” ujar Leo.

Warga lainnya, Euis mengatakan bahwa kawasan Gunung Bunder sudah sangat terkenal karena sangat banyak memiliki destinasi wisata alam, terutama Curug (air terjun – red) yang berada di atas area kawasan Gunung Salak Endah.

“Ada Curug Pengantin, Curug Ngumpet dan banyak lainnya. Disini terkenal ada lokasi wisata biasa disebut Bedeng. Jadi bagi yang hendak liburan dengan murah meriah, silahkan datang berkunjung ke GB,” tukasnya. (Rie/Red).




Bupati Dendi Ramadhona Apresiasi Gelaran Festival Budaya Punduh Pedada

PESAWARAN, (TB) – Mencintai adat istiadat adalah pondasi utama dalam membangun Kabupaten Pesawaran. Demikian diungkapkan Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona saat menghadiri Festival Budaya dalam rangka merangkai kebhinekaan dan dalam bingkai persatuan Bumi Andan Jejama di Desa Bangun Rejo Kecamatan Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran, Rabu (17/01/2024).

Dendi mengatakan hari ini merupakan sejarah untuk Kecamatan Punduh Pedada karena telah mengumpulkan berbagai macam suku, adat dan budaya dalam satu kegiatan.

“Hal itu terlihat dari bagaimana seluruh elemen bersatu padu dalam menyelenggarakan Festival Budaya tersebut,” kata Bupati.

Menurutnya sebagai masyarakat yang besar dan hidup di lampung, masyarakat terutama anak anak harus tau tentang istilah adat dan norma normanya.

“Seperti filosofi Pi’il Pesenggiri yang merupakan nilai dan norma yang mengatur tata hidup masyarakat Lampung sebagai makhluk sosial dan juga Nemui Nyimah yaitu konsep harmoni dalam perbedaan di kehidupan masyarakat adat Lampung,” ucapnya

Orang nomor satu di Bumi Wisata Sejuta Pesona itu mengapresiasi seluruh pihak yang berhasil menggelar festival.

“Terima kasih para kepala desa yang ada di Kecamatan Punduh Pedada. Tak lupa panitia Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Kecamatan Punduh Pedada yang telah memperkenankan tempatnya untuk menggelar kegiatan,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Festival Yadi Suparman melaporkan, kegiatan diikuti ribuan peserta.

“Lebih dari seribu orang yang terdiri dari 11 desa di Kecamatan Punduh Pedada, unsur pendidikan PAUD sampai SMA, UPT pertanian, UPT kesehatan, penyelenggaraan dan pengawas Pemilu, anggota Pramuka Kwartir Ranting Kecamatan Punduh Pedada,” ucap Yadi.

Kegiatan itu dibuka dengan pawai budaya dan dilanjutkan dengan penampilan adat seperti penampilan redap, tari siger penganten dan ditutup dengan tari yang berasal dari Kalimantan.(Oby/Rif)