Direktur RSUD Ciawi Berharap Layanan SiGarda Mas Bisa Jadi Contoh Bagi Rumah Sakit Lainnya

CIAWI, (TB) – Pj. Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor, Suryanto Putra berharap FGD SiGarda Mas dapat menghasilkan rekomendasi yang konkret demi mengoptimalkan referensi gawat darurat berbasis masyarakat.

Hal itu disampaikan Suryanto saat membuka kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Strategi Optimalisasi Rujukan Gawat Darurat Berbasis Masyarakat (SiGarda Mas) RSUD Ciawi, di Aula RSUD Ciawi, Kamis (25/7).

“Saya berharap FGD ini dapat menghasilkan rekomendasi dan strategi yang konkret untuk mengoptimalkan referensi gawat darurat berbasis masyarakat. Terima kasih atas perhatian dan partisipasi aktif dari semua pihak yang terlibat,” tutur Suryanto.

Suryanto menjelaskan, Strategi Optimalisasi Rujukan Gawat Darurat Berbasis Masyarakat atau SiGarda Mas dirancang untuk memberikan manfaat besar bagi masyarakat Kabupaten Bogor. Dengan adanya call center yang terhubung langsung dengan telemedicine RSUD Ciawi, masyarakat dapat dengan mudah mengakses pelayanan Rumah Sakit, khususnya dalam kondisi darurat.

“Sistem ini juga mengoptimalkan fungsi ambulans desa terdekat dengan tempat tinggal pasien, sehingga dapat mengevakuasi pasien ke fasilitas pelayanan terdekat tanpa penundaan. Hal ini akan memastikan pasien mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat, serta kepastian fasilitas mana yang harus dirujuk,” jelas Suryanto.

Suryanto mengajak, seluruh pihak yang hadir untuk bersinergi dan berkolaborasi dalam mendukung implementasi strategi ini. Kerjasama kita sangat penting untuk memastikan bahwa SiGarda Mas dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat yang maksimal kepada masyarakat.

“Kegiatan ini sebagai momentum untuk menunjukkan komitmen kita dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Setiap langkah kecil yang kita ambil hari ini akan membawa perubahan besar bagi masa depan pelayanan kesehatan di Kabupaten Bogor,” kata Pj. Sekretaris Daerah Kabupaten Bogor, Suryanto Putra

Sementara itu Direktur RSUD Ciawi, dr.Fusia Meidiawaty mengungkapkan, SiGarda Mas ini terdiri dari dokter-dokter pelaksana telemedicine, para tenaga kesehatan, dan teman-teman ambulans. Kita mengoptimalkan sistem rujukan ini dengan memberikan akses kepada masyarakat, sehingga masyarakat bisa langsung terhubung dengan rumah sakit.

“Sampai saat ini kami terus mengoptimalkannya terlebih dahulu SiGarda Mas, semoga tidak lama lagi layanan ini dapat diakses oleh masyarakat. Ke depan kami berharap ini bisa menjadi contoh bagi rumah sakit lainnya.” ungkap Fusia.

Fusia menjelaskan, akhir dari sistem referensi ini tidak harus berakhir di RSUD Ciawi, petugas telemedicine yang diakses masyarakat akan melakukan screening kasus. Jadi masyarakat bisa langsung berinteraksi dan akan diberikan penilaian awal, apakah kasusnya bisa diselesaikan di tingkat Faskes pertama terdekat atau memang harus mendapatkan layanan rumah sakit.

Turut hadir pada kegiatan tersebut Direktur Rumah Sakit Goenawan Partowidigdo, Direktur RS Hermina Gadog, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), Kepala Bidang Aplikasi Informatika Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo), para Kepala Desa serta para kepala Puskesmas di enam Kecamatan wilayah selatan KabupatenBogor. (Sto)




Posyandu Gedong Meneng Rutin Berikan Pelayanan Kesehatan Bayi, Balita dan Ibu Hamil

BANDAR LAMPUNG, (TB) – Posyandu Kelurahan Gedong Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandarlampung, rutin menggelar posyandu balita setiap bulan sekali. Posyandu ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi bayi, balita dan ibu hamil di Kelurahan Gedong Meneng.

Posyandu ini biasanya dihadiri oleh ibu-ibu yang membawa anaknya yang berusia di bawah lima tahun. Di posyandu ini, anak-anak akan diperiksa kesehatannya oleh bidan Puskesmas Rajabasa Indah (RBI) Puskesmas Pembantu (Pustu) dan Pos Kesehatan Kelurahan (Poskeskel) kelurahan Gedong Meneng. Selain itu, ibu-ibu juga akan mendapatkan penyuluhan kesehatan tentang cara merawat anak bayi, balita dan ibu hamil serta masalah kesehatan lainnya.

Pada posyandu yang digelar pada Kamis (6/6/2024) pagi, sebanyak puluhan bayi, balita dan ibu hamil diperiksa kesehatannya. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa semua anak dalam kondisi sehat.

Ibu-ibu yang mengikuti posyandu juga mendapatkan penyuluhan kesehatan tentang cara merawat anak bayi dan balita. Penyuluhan ini disampaikan oleh Bidan kelurahan, Fitriana, Nova, Okta, Maya dan Nova. Penyuluhan ini meliputi cara menyusui yang baik, cara memberi makan bayi, cara menjaga kebersihan bayi, cara mencegah penyakit pada bayi, penyuluhan untuk ibu hamil.

Lurah Gedong Meneng, Hery Wahyudi didampingi Ketua PKK Kelurahan Wiwin Erika Putri mengatakan bahwa posyandu ini sangat penting untuk meningkatkan kesehatan anak bayi, balita dan ibu hamil di Kelurahan Gedong Meneng.

“Posyandu ini merupakan salah satu upaya pemerintah kota Bandarlampung untuk meningkatkan kesehatan anak bayi, balita dan ibu hamil,” ujar Hery Wahyudi.

Hery Wahyudi menjelaskan, posyandu ini rutin digelar setiap bulan sekali dan setiap bulan kita mengadakan Posyandu sebanyak 5 kali setiap bulannya dan bergantian setiap minggunya di RT dan Lingkungan. Tujuannya adalah untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak balita, serta memberikan penyuluhan kesehatan kepada ibu-ibu hamil.

Ia menambahkan, posyandu ini juga menjadi sarana untuk mengumpulkan data kesehatan anak bayi, balita dan ibu hamil di Kelurahan Gedong Meneng. Data ini nantinya akan digunakan untuk menyusun program kesehatan anak bayi, balita dan ibu hamil.

Hery Wahyudi juga berharap agar seluruh ibu-ibu di Kelurahan Gedong Meneng dapat mengikuti posyandu secara rutin. “Kami mengajak seluruh ibu-ibu di Kelurahan Gedong Meneng untuk mengikuti posyandu secara rutin,” harapnya.

Sementara itu, salah satu orang tua balita, Erista, mengatakan bahwa posyandu ini sangat bermanfaat bagi anaknya.

“Posyandu ini sangat bermanfaat bagi anak saya,” ujar Erista.

Ia menambahkan, posyandu ini memberikan pelayanan kesehatan yang sangat baik kepada anaknya. Selain itu, posyandu ini juga memberikan penyuluhan kesehatan yang sangat bermanfaat bagi ibu-ibu hamil.

Erista berharap agar posyandu ini dapat terus digelar secara rutin. “Saya berharap agar posyandu ini dapat terus digelar secara rutin,” harapnya.

Hal senada juga dikatakan oleh Nova (31), ibu dari dua anak bayi 3 bulan dan balita 3 tahun 3 bulan. Ia mengungkapkan bahwa posyandu ini sangat membantunya dalam merawat anak-anaknya.

“Posyandu ini sangat membantu saya dalam merawat anak-anak saya,” ujar Nova.

Ia menambahkan, posyandu ini memberikan informasi yang sangat bermanfaat baginya tentang cara merawat anak bayi dan balita.

Nova juga berharap agar posyandu ini dapat terus digelar secara rutin. “Saya berharap agar posyandu ini dapat terus digelar secara rutin,” harapnya.

(Oby)




Cegah Penularan Penyakit TBC dengan TPT

BOJONGGEDE, (TB ) – Penularan penyakit Tuberkulosis dapat dicegah dengan imunisasi dan juga dapat dicegah melalui pemberian obat atau Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT), terutama bagi mereka yang kontak erat atau tinggal serumah dengan pasien penderita Tuberkulosis (TBC).

Untuk itu Pemerintah Kabupaten Bogor bersama Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) terus berupaya membumikan pencegahan Tuberkulosis melalui metode pemberian obat atau TPT ini dengan melakukan edukasi para Kader tingkat Desa dan RW se-Kecamatan Bojonggede pada Kamis 02 Mei 2024.

Perlu diketahui pencegahan Tuberkulosis melalui pemberian obat atau metode terapi pencegahan Tuberkulosis ini dilaksanakan selama tiga sampai enam bulan dengan jenis obat yang berbeda-beda tergantung dari gejala yang dirasa dirasakan masing-masing individu, berat badan dan usia. Ada yang diminum satu minggu satu kali selama 3-6 bulan, juga ada yang diminum setiap hari selama 3-6 bulan menjalankan program TPT.

Field Executive Public Private Mix Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Dessy berharap dengan mengoptimalkan peran kader bisa mempercepat temuan kasus Tuberkulosis sehingga bisa dengan cepat mengobati mereka yang kontak erat dengan penderita Tuberkulosis.

“Semakin cepat kasus ditemukan, maka dapat mempercepat penurunan kasus penyebaran Tuberkulosis di Kabupaten Bogor. Mudah-mudahan para kader bisa melakukan tatalaksana dengan baik karena pengetahuan kader juga lebih mumpuni,” katanya.

Selanjutnya, Plt. Kepala Puskesmas, Bojonggede, Fransiskus Misi menjelaskan, dengan kemajuan teknologi dan penelitian yang dilakukan oleh USAID bahwa penyakit Tuberkulosis dapat dicegah dengan dua metode yakni imunisasi BCG pada bayi dan balita dan pemberian obat melalui Terapi Pencegahan Tuberkulosis terutama pada keluarga, orang yang kontak erat bahkan tinggal satu rumah dengan penderita Tuberkulosis.

Katanya, seperti kasus Covid yang begitu dahsyat hingga meluluh lantahkan segala aktivitas baik aktivitas harian hingga ekonomi yang luar biasa. Covid-19 memberikan pelajaran bagaimana melakukan pencegahan dengan imunisasi atau vaksinasi, penggunaan masker dan mencegah kerumunan.

“Ini berlaku untuk pencegahan kasus Tuberkulosis, pencegahan pada bayi dapat dilakukan dengan imunisasi juga pemberian obat melalui TPT terhadap orang yang kontak dengan penderita Tuberkulosis. Dengan pemberian obat ini diharapkan kasus penularan Tuberkulosis dapat kita minimalisir dengan baik,” tutur Fransiskus.

Di tempat yang sama, Kepala Seksi Pendidikan Kesehatan Kecamatan Bojonggede, Herdis Sopian lubis menyatakan, melalui kerjasama antara Pemerintah Kecamatan Bojonggede, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor juga USAID dapat mendorong peran kader desa dalam mempercepat penemuan kasus kontak erat Tuberkulosis di wilayahnya masing-masing sehingga dapat mempercepat pemutusan mata rantai penularan Tuberkulosis.

“Tuberkulosis tidak perlu ditakuti sebab bisa disembuhkan dan dicegah dengan pemberian obat, juga jangan malu untuk segera lapor kepada para kader sehingga dapat menyelamatkan anggota keluarga, kerabat lainnya untuk terhindar dan terpapar bakteri Tuberkulosis. Semua gratis baik pemeriksaan dan pengobatan hingga tuntas dapat difasilitasi di Puskesmas Bojonggede,” terangnya.

Kemudian District Advocacy and Partnership Officer Kabupaten Bogor, Serly menambahkan, pencegahan penularan tuberkulosis dengan minum obat melalui TPT ini sama halnya dengan minum obat cacing agar tidak cacingan lalu minum pil KB untuk mencegah dan menunda kehamilan, dan TPT ini untuk mencegah tertular penyakit Tuberkulosis.

“Jadi penderita Tuberkulosis ini tidak menjadi rantai penularan yang akhirnya kasus Tuberkulosis tidak pernah habis dan berakhir, semakin banyak yang kena maka kasus akan semakin tinggi. Melalui pemberian obat ini kami ingin memutus mata rantai penularan Tuberkulosis kepada masyarakat yang sehat yang kontak langsung dengan penderita Tuberkulosis,” tegasnya. (Red/Hms)




Pemkab Bogor dan BPJS Kesehatan Jamin Layanan Kesehatan Tetap Berjalan Selama Cuti Bersama dan Libur Lebaran

BOGOR, (TB) – BPJS Kesehatan berkomitmen untuk memudahkan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan memberikan akses pelayanan kesehatan yang diperlukan selama periode cuti bersama dan libur lebaran yang jatuh pada tanggal 8 hingga 15 April 2024. Komitmen ini mengacu pada prinsip portabilitas yang telah diterapkan BPJS Kesehatan.

Kepala BPJS Kesehatan Cabang Cibinong, Ichwansyah Gani mengatakan prinsip portabilitas tersebut diwujudkan dalam memberikan jaminan pelayanan kesehatan yang mudah, cepat, dan setara bagi peserta JKN di seluruh wilayah Indonesia. Peserta yang berada di luar wilayah tempat Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) terdaftar, dapat mengakses pelayanan rawat jalan di FKTP lain paling banyak tiga kali kunjungan dalam waktu satu bulan.

“BPJS Kesehatan juga menyediakan berbagai kanal layanan seperti pelayanan piket di kantor cabang yang beroperasi dari pukul 08.00 hingga 12.00 waktu setempat. Bagi yang mengakses layanan non tatap muka melalui Pelayanan Administrasi melalui WhatsApp (PANDAWA), dapat dilayani dari pukul 08.00 hingga 12.00 WIB. Layanan yang disediakan bagi peserta JKN mencakup layanan informasi, layanan administrasi, dan layanan pengaduan. Selain itu, peserta JKN juga dapat memanfaatkan layanan administrasi JKN melalui Aplikasi Mobile JKN,” terang Ichwansyah.

Selain itu, dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan kepada pemudik selama libur lebaran, BPJS Kesehatan telah menyiapkan Posko Mudik mulai dari tanggal 5 hingga 9 April 2024. Lokasi Posko Mudik Kesehatan tersebar di beberapa titik strategis seperti Terminal Pulo Gebang di Jakarta Timur, Pelabuhan Merak di Banten, Rest Area Tol Cikampek KM 88A di Purwakarta, Rest Area Tol Palikanci KM 207 A di Cirebon, Rest Area Tol Ungaran KM 429A di Kabupaten Semarang, Terminal Purabaya di Sidoarjo, dan Pelabuhan Soekarno-Hatta di Kota Makassar.

“Posko tersebut menyediakan berbagai layanan seperti konsultasi kesehatan, fasilitas relaksasi bagi pemudik, pemeriksaan kesehatan, penyediaan obat-obatan, tindakan sederhana darurat, dan pemberian rujukan bila diperlukan. Diharapkan masyarakat dapat merasakan kemudahan dan kenyamanan dalam mengakses layanan kesehatan selama periode libur lebaran ini,” ujar Ichwansyah.

Untuk peserta JKN segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau yang dikenal sebagai peserta mandiri, diimbau untuk rutin melakukan pembayaran iuran setiap bulannya per tanggal 10 agar status kepesertaan tetap aktif. BPJS Kesehatan juga telah menjalin kerja sama dengan lebih dari 960 ribu kanal pembayaran untuk mempermudah peserta JKN dalam melakukan pembayaran iuran.

Sementara itu Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Dyon Rivardin Iskandar menjelaskan, terkait pelayanan kesehatan selama libur lebaran sudah menjadi kegiatan rutin kami setiap tahunnya. Hal ini sesuai dengan arahan Pj. Bupati Bogor terkait pelayanan selama cuti bersama dan libur lebaran. Jadi, Puskesmas, RSUD, dan klinik utama milik Pemkab Bogor tetap akan membuka layanan sesuai dengan standar pelayanan yang ada.

“Maka masyarakat tidak perlu khawatir, karena selama libur lebaran pelayanan kesehatan tidak akan terganggu. Kami juga mempersiapkan banyak hal termasuk Public Safety Center (PSC) atau layanan telepon darurat 119 untuk masalah kesehatan, yang selalu siaga selama 24 jam,” jelas Dyon.

Kepala Bagian Mutu Pelayanan Fasilitas Kesehatan, Rima Sahara menambahkan, bahwa BPJS Kesehatan telah menerapkan janji layanan JKN di fasilitas kesehatan, yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan dalam rangka Transformasi Mutu Layanan. Dengan adanya janji layanan JKN, peserta JKN dapat merasakan berbagai kemudahan dalam mengakses layanan JKN.

“Seperti cukup menunjukkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang terdapat pada Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk mengakses layanan di fasilitas kesehatan, dan tidak memerlukan fotokopi berkas. BPJS Kesehatan juga menegaskan bahwa tidak ada biaya tambahan bagi peserta JKN saat mengakses layanan di fasilitas kesehatan, asalkan berobat sesuai prosedur, serta dilayani setara tanpa diskriminasi,” jelas Rima.

Peserta JKN dapat langsung menghubungi BPJS Kesehatan Care Center 165 untuk pencarian informasi fasilitas terdekat bagi yang melakukan perjalanan mudik. Rima juga menambahkan bahwa peserta JKN juga dapat mengakses melalui Aplikasi Mobile JKN untuk mengetahui lokasi fasilitas kesehatan terdekat.

“Kini terdapat fitur i-Care JKN yang dikembangkan oleh BPJS Kesehatan. Melalui inovasi ini, mempermudah dokter di fasilitas kesehatan mengakses riwayat medis peserta JKN dalam 12 bulan terakhir, guna memberikan pelayanan yang lebih cepat dan tepat. Bahkan peserta JKN pun dapat mengakses juga melalui Aplikasi Mobile JKN,” ucap Rima. (Red)




Keren.! Melalui Proyek LARAS, RSUD Cibinong Pangkas Waktu Tunggu Layanan Rawat Jalan

BOGOR, (TB) – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong terus berupaya meningkatkan mutu layanannya. Salah satunya kini RSUD Cibinong berhasil memangkas waktu tunggu pelayanan rawat jalan melalui project LARAS.

Program pelaksanaan optimalisasi waktu tunggu ini berkolaborasi dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Direktur RSUD Cibinong, Yukie Meistisia Satoto pada acara sharing session dan sosialisasi implementasi LARAS, di Ole Suites Hotel and Cottage, Babakan Madang, Rabu (20/3), menyampaikan bahwa program pelaksanaan optimalisasi waktu tunggu ini berkolaborasi dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Untuk diketahui, program LARAS merupakan metode yang digunakan untuk mewujudkan pelayanan yang mudah dan cepat. Masyarakat bisa mengoptimalkan antrian online, sehingga penumpukan di rumah sakit dapat terurai. Tujuannya untuk percepatan waktu pelayanan rawat jalan di rumah sakit, sehingga peningkatan mutu betul-betul bisa dirasakan

Direktur RSUD Cibinong, Yukie Meistisia Satoto juga menjelaskan, dalam rangka memberikan dukungan adanya transformasi pelayanan kesehatan yang dicanangkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan pelaksanaan program JKN yang semakin baik, maka diperlukan inovasi yang berorientasi dalam peningkatan mutu layanan salah satunya adalah kemudahan dan kecepatan dalam mengakses pelayanan rawat jalan rumah sakit.

“Menindaklanjuti project LARAS sebagai upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di RSUD Cibinong dibentuk tim pelaksanaan optimalisasi waktu tunggu pelayanan rumah sakit. Dari semula lamanya waktu antrian rawat jalan di RSUD Cibinong yakni 4 jam 44 menit 23 detik menjadi 1 jam 50 menit, bahkan ada yang sampai 1 jam 21 menit”, jelas Yukie.

Lebih lanjut Yukie menerangkan, RSUD Cibinong membentuk tim pelaksanaan optimalisasi waktu tunggu pelayanan rumah sakit yang akan membantu memantau proses pelaksanaan kegiatan rumah sakit tersebut. Tugas tim pelaksanaan antara lain, melakukan koordinasi dengan BPJS Kesehatan Cabang Cibinong terkait pelaksanaan kegiatan, melakukan pengumpulan data dan informasi terkait kegiatan, melakukan identifikasi masalah terhadap objek pelaksanaan bersama BPJS Cabang Cibinong. Melakukan analisis masalah dan penentuan solusi terhadap identifikasi masalah yang ditemukan dan yang terakhir melakukan implementasi dan monitoring evaluasi solusi yang ditetapkan.

“Monitoring dan evaluasinya kita lakukan secara ketat, sehingga kita bisa bekerja sesuai dengan target yang ditentukan, jadi tantangan apapun bisa kita hadapi,” terang Yukie.

Yukie menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada BPJS Kesehatan atas bimbingan dan pendampingannya dalam project LARAS yang dilakukan sebagai upaya membantu optimalisasi waktu tunggu pelayanan rawat jalan di rumah sakit. Harapannya bersama BPJS kita semakin bisa meningkatkan aksesibilitas bagi masyarakat khususnya untuk layanan rujukan dan juga bisa menggulirkan inovasi-inovasi lain.

“Bagi RSUD Cibinong sebagai rumah sakit rujukan regional bisa melayani seluruh masyarakat kabupaten Bogor termasuk kota/kabupaten di sekitarnya. Jadi masyarakat yang menjadi peserta BPJS semakin dipermudah saat antre. Bisa menggunakan JKN Mobile untuk registrasi secara online di aplikasi tersebut,” tandas Yukie.

Sementara itu Kepala BPJS Kesehatan Cabang Cibinong, Ichwansyah Gani mengungkapkan, project LARAS yang diimplementasikan di RSUD Cibinong membuahkan hasil yang sangat memuaskan. Ini bukan hanya jadi prestasi di Kabupaten Bogor tapi juga di tingkat Jawa Barat. Karena RSUD Cibinong dijadikan pilot project mewakili seluruh Jawa Barat.

“Hasilnya mampu memotong waktu lebih dari 60 persen, tentunya hal ini sangat memberikan dampak positif pada peningkatan layanan peserta JKN karena sudah sesuai dengan tagline kami yakni “Mudah, Cepat dan Setara”.

Ichwansyah menambahkan, dari keberhasilan ini kami sudah prioritaskan ada 14 lagi rumah sakit yang akan mengimplementasikan sistem LARAS. Sesuai dengan target yang kami tentukan yakni dari datang sampai dapat obat waktunya selama 2 jam 30 menit, dan 60 menit dari datang sampai mendapat layanan di Poli.

“Harapannya semua rumah sakit di Kabupaten Bogor bisa melayani sesuai dengan standar waktu yang sudah ditentukan. Sehingga ketika orang berobat ke rumah sakit tidak lagi khawatir dengan waktu tunggu yang lama” kata Ichwansyah Gani.

Pada kegiatan atau acara tersebut, turut hadir, Direktur RSUD Ciawi, perwakilan RSUD Leuwiliang dan RSUD Cileungsi, serta beberapa rumah sakit di wilayah Kabupaten Bogor. (Sto/Red)




Tiga Kecamatan di Kabupaten Pesawaran Jadi Lokasi Imunisasi Rotavirus

PESAWARAN, (TB) – Setelah Kecamatan Tegineneng, Pemerintah Kabupaten Pesawaran kembali memberikan imunisasi melalui Gebyar Imunisasi Rotavirus kepada masyarakat di Kecamatan Negeri Katon pada Kamis (11/01/2024).

Bupati Pesawaran yang diwakili Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia Setdakab Pesawaran Joni Arizoni mengatakan lokus Pemkab Pesawaran memberikan Imunisasi Rotavirus di tiga kecamatan se – Kabupaten Pesawaran.

“Kemarin di Tegineneng, hari ini di Negeri Katon dan besok di Kecamatan Marga Punduh,” kata Joni di Balai Desa Lumbirejo, Negeri Katon.

Joni menerangkan Imunisasi Rotavirus diberikan kepada Bayi untuk mencegah stunting di Kabupaten Pesawaran.
“Imunisasi memiliki peran penting, selain dalam menurunkan angka kematian anak, juga menurunkan risiko anak untuk mengalami stunting,” sambungnya.

Tercatat anak dengan status imunisasi yang belum tuntas lebih berisiko mengalami stunting dibandingkan anak dengan status imunisasi lengkap.

Ia menjelaskan, pemberian imunisasi ini sesuai dengan rekomendasi WHO untuk melakukan pemberian imunisasi Rotavirus (RV) pada bayi di negara dengan tingkat kematian terkait Rotavirus Gastroenteritis (RVGE) yang tinggi.

Ia meminta imunisasi Rotavirus ini untuk lebih dikampanyekan kepada masyarakat.

“Capaian Imunisasi RV ini harus lebih dikampanyekan kepada masyarakat untuk memberikan pengetahuan, terutama pentingnya imunisasi RV sebagai upaya pencegahan diare yang dapat berdampak stunting pada bayi,” pungkasnya.

Ia pun berharap dengan Gebyar Imunisasi semua bayi 2-4 bulan terimunisasi Rotavirus serta dapat mempercepat capaian Imunisasi Rotavirus dengan target Nasional 100%.

“Semoga capaian sesuai dengan target, sehingga semua bayi dapat terimunisasi Rotavirus untuk mencegah penyakit Diare yang pada akhirnya bayi di Kabupaten Pesawaran akan terhindar dari stunting,”tutupnya. (Oby/Rif)




RSUD Leuwiliang Fokus Turunkan Stunting Melalui Program ASI Eksklusif

BOGOR, (TB) – RSUD Leuwiliang tengah fokus pada upaya penurunan angka stunting di Kabupaten Bogor salah satunya melalui program pencegahan stunting. Hal itu diungkapkan Kepala Instalasi Gizi, RSUD Leuwiliang Rini Suryanti melalui talkshow di Radio Teman 95,3 FM, pada peringatan Hari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ke-73 tahun 2023, Selasa (24/10/23).

Sebagaimana diketahui, penurunan masalah stunting saat ini jadi prioritas dan fokus dilakukan oleh Pemerintah Pusat hingga daerah termasuk di Kabupaten Bogor dan RSUD Leuwiliang. Bahkan stunting ini tengah jadi sorotan dunia sebab dampak yang ditimbulkan dari stunting ini sangat berbahaya diantaranya memperlambat perkembangan otak dengan dampak jangka panjang berupa keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan belajar dan resiko serangan penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi hingga obesitas.

“Tiga hal yang dapat mencegah stunting yakni, saat hamil atau ibu hamil tidak boleh mengkonsumsi makanan yang tinggi natrium. Karena makanan yang tinggi natrium akan mengakibatkan ibu hamil tensi tinggi dan eklamsi pada ibu hamil. Ibu hamil itu tidak boleh merokok, minum yang bersoda, beralkohol karena akan menghambat asupan nutrisi ke janinnya, serta harus mengkonsumsi zat gizi yang lengkap,” tegas Rini Suryanti.

Menurutnya, pemberian ASI eksklusif juga menjadi salah satu cara efektif dalam mencegah terjadinya stunting. Untuk itu dia selalu memberikan edukasi terhadap pasien rawat jalan juga rawat inap khususnya di poli anak RSUD Leuwiliang mengenai pentingnya pemberian ASI terhadap pencegahan stunting.

“Kebijakan terhadap dukungan pemberian ASI Eksklusif ini terus kami lakukan, dan terus kita edukasi kepada para orang tua yang memiliki bayi dan balita. Bahkan kita juga selalu turun langsung ke posyandu untuk mengoptimalkan edukasi ini,” imbuhnya. (Red)




Akan Hadir! Pengobatan Syafaat Lamban Sehat Di Kecamatan Way Lima

PESAWARAN, (TB) – Dalam waktu dekat akan hadir pengobatan SYAFAAT LAMBAN SEHAT (Pengobatan segala macam penyakit) generasi Buway Semenguk (Sangkal Putung) Insya Allah akan launching secepatnya di Desa Gedung Dalom Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung, Sabtu (14/10/2023)

Dikatakan Generasi Buway Semenguk (Sangkal Putung) Zul yang akrab dipanggil Bang Zul,
” Insya Allah atas ijin Allah bisa mengobati berbagai Penyakit di antaranya : Patah tulang, Terkilir, Stroke, Syaraf kejepit, Asam urat & rematik, Kembung, Keseleo, Magh kronis, Asam Lambung dan Gangguan jiwa,” Kata Bang Zul, saat di temui dikediamannya Bang ZUL yang beralamatkan di Desa Gedung Dalom.

Dalam keterangannya,
” Iya Mas Insya Allah secepat nya, LAMBAN SEHAT, akan segara Launching untuk membantu sesama manusia karna sekarang ini banyaknya Penyakit-Penyakit yang Insya Allah kita bisa membantu,” ujarnya.

Selanjut nya disini kami menyedikan rawat inap kalau ada pasien yang dari jauh dan kami siap kan pasilitas makan minum dan kamar untuk beristirahat dalam rangka penyembuhan dan pemulihan,

” Disini kita buka praktek di LAMBAN SEHAT buka 1×24 jam libur pada hari selasa, dan juga tidak memasang tarif atau biaya pengobatan, karna ikhlas bagi anda berkah bagi kami,” Ucap Bang Zul.

selanjutnya LAMBAN SEHAT juga menyedikan tenaga ahli bidang penyakit-penyakit di atas karna pada dasar nya kesembuhan pasien kebanggaan bagi kami,” Tambahnya.

Untuk memudahkan komunikasi Bang ZUL bisa menghubungi ke kontak person ke Nomor Wathsapp 081311506064.

(Oby/Rif)




RSUD Cibinong Luncurkan Layanan Unggulan Berbasis One Healt

CIBINONG, (TB) – RSUD Cibinong melakukan meluncurkan Pelayanan Unggulan berbasis One Health yang dibuka secara langsung oleh Bupati Bogor, Iwan Setiawan, Kamis (5/10).

Iwan Setiawan dalam sambutan berharap layanan unggulan ini bisa berdampak langsung untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat.

” Saya berharap masyarakat bisa merasakan kehadiran inovasi yang dibuat oleh RSUD Cibinong ini, sehingga pelayanan dapat lebih maksimal, lebih efisien, lebih singkat dan masyarakat lebih nyaman,” ujar Iwan Setiawan.

Menurut Iwan, layanan unggulan berbasis One Health Bogor Hade ini merupakan salah satu sistem yang terintegrasi dengan seluruh pelayanan di RSUD Cibinong. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat, dan memudahkan masyarakat mengakses pelayanan kesehatan.

Iwan Setiawan melanjutkan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor juga terus berupaya meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana kesehatan untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Dengan berkembangnya layanan di RSUD Cibinong yang mencakup pelayanan penyakit infeksi emerging dan zoonosis didukung penambahan klinik gizi dan herbal, klinik kedokteran okupasi dan agromaritim, klinik akupuntur dan hipnoterapi, terapi hiperbarik.

“Serta layanan digital Bogor Hade dan Cageur, fasilitas di RSUD Cibinong semakin lengkap. Semoga mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di Kabupaten Bogor dan sekitarnya,” jelas Iwan.

Sementara itu Direktur RSUD Cibinong Yukie Meistisia Anandaputri Satoto menjelaskan, sebagai rumah sakit rujukan regional, RSUD Cibinong ditugaskan Kementerian Kesehatan untuk melaksanakan layanan-layanan unggulan, diantaranya layanan unggulan berbasis One Health Bogor Hade.

“Bogor Hade merupakan layanan khusus gawat darurat untuk penyakit infeksi emerging dan zoonosis atau penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia. Bogor Hade juga adalah pelayanan yang terintegrasi untuk pelayanan tradisional komplementer, untuk menangani pasien secara holistik, pengobatan tradisional komplementer itu melengkapi pelayanan kesehatan kedokteran modern,” jelas Yukie.

Yukie menuturkan, dirinya belajar dari pengalaman pandemi Covid-19 dimana saat ini harus siap mengidentifikasi potensi wabah, juga harus selalu siap untuk kegawatdaruratan, apalagi jika berkaitan dengan wabah. Bogor Hade ini juga memberikan inovasi baru, yakni pelayanan kesehatan tradisional komplementer dan layanan kesehatan berbasis One Health yang pertama di Jawa Barat.

“Jika ada potensi wabah, dari Puskesmas bisa mengidentifikasi sejak awal, sehingga rumah sakit sudah bersiap-siap untuk menghadapi hal tersebut, juga sudah terkoneksi dengan 112 Diskominfo dan 119 SiTegar,” tutur Yukie.

Ia menambahkan, sebagai rumah sakit rujukan regional juga harus siap menerima kegawatdaruratan selama 24 jam, maka kami membangun Command Center kami di IGD. Selain menerima rujukan dari Puskesmas, juga menerima rujukan dari rumah sakit sekitar dan juga rujukan melalui layanan 112 dan 119.

“Dengan dukungan Bupati Bogor, RSUD Cibinong bersama Pemkab Bogor siap untuk menunjang pelayanan kesehatan yang berkualitas untuk masyarakat,” tandas Yukie.

Hadir pada acara tersebut, Staf Ahli Bidang Hukum Kesehatan Kementerian Kesehatan Sundoyo, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Jawa Barat Heri Antasari, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Raden Vini Adiani Dewi, perwakilan Forkopimda Kabupaten Bogor, Anggota DPRD Kabupaten Bogor, Sekretaris Daerah (Sekda), beserta jajaran kepala perangkat daerah. (Sto)




Jadi Pemateri di Acara Sosialisasi Stunting, Farah Nuriza: Anak Stunting Ancam Masa Depan Bangsa

LAMPUNG SELATAN, (TB) – Upaya pencegahan stunting harus dilakukan sejak dini, yakni sejak masa remaja, saat akan menikah, hamil, sampai anak berusia 5 tahun. Upaya pencegahan ini sangat penting dilakukan sehingga anak yang dilahirkan dalam kondisi sehat dan tidak stunting.

Demikian disampaikan Wakil Ketua Bidang Anak Jalanan dan Anak Terlantar KNPI Provinsi Lampung, Farah Nuriza Amelia dihadapan ratusan peserta saat menjadi pemateri dalam acara sosialisasi stunting di Lampung Selatan (Lamsel), Selasa (26/9).

Dihadapan ratusan peserta, Mbak Farah sapaan akrabnya menyampaikan bahwa Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar. “Jadi yang pendek belum tentu stunting. Tapi kalau stunting pasti pendek,” kata dia.

Mbak Farah juga menyatakan dampak stunting pada anak yakni rendahnya kemampuan kognitif/kecerdasan pada anak, anak mudah sakit, lambat dalam mengikuti pelajaran. “Dan anak-anak yang stunting akan mengancam masa depan bangsa,” kata dia.

Menurutnya, stunting terjadi diantaranya disebabkan asupan gizi yang kurang pada masa 1000 hari pertama kehidupan dan juga faktor faktor lain. “Seperti pola asuh, dan juga karena 4T yakni terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat, dan terlalu banyak,” kata dia.

Untuk itu, kata dia, perlu ada upaya untuk mencegah stunting dengan cara konsumsi makanan yang mengandung protein hewani setiap hari. Seperti telor, ikan, daging sapi, daging ayam dan lain sebagainya. “Kemudian rutin melakukan penimbangan ke Posyandu, dan berikan ASI Eksklusif pada bayi 0 – 6 bulan
ASI mengandung zat gizi lengkap dan mudah diserap dengan sempurna terutama ASI yang pertama keluar dan berwarna kekuningan,” kata dia.

Sementara itu, pengamat sosial Ahmad Salasi yang hadir juga sebagai pemateri mengatakan, persoalan stunting telah menjadi agenda pembangunan nasional, di mana Lamsel menjadi salah satu kabupaten prioritas lokus stunting sejak tahun 2020

“Ternyata yang didapati stunting bukan hanya terjadi pada masyarakat yang tergolong tidak cukup secara sosial ekonomi. Salah satu kendalanya adalah pemahaman dan kemauan kuat untuk menjalankan gaya hidup sehat,” katanya.

Lanjutnya, pengentasan masalah stunting dan kesehatan merupakan kunci untuk menekan ketimpangan sosial. Dan orang tua harus punya andil mengubah pola konsumsi sehat dirinya dan masyarakat seiring dengan pengembangan sektor-sektor ekonomi di lingkungannya. “Jadi jangan ekonomi tumbuh, atau pariwisata berkembang, namun orang miskin tetap banyak. Itu artinya ekonomi tidak menetes,” tukasnya.(Oby)