Konsen Berikan Layanan BPJS Berkualitas, Pemkab Bandung Alokasikan Anggaran 212 Miliar di Tahun 2024

KAB. BANDUNG, (TB) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung sangat fokus dan konsen memberikan layanan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) kesehatan bagi masyarakat Kabupaten Bandung. Layanan kesehatan itu adalah kebutuhan dasar masyarakat.

“BPJS kesehatan ini dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat untuk meningkatkan derajat masyarakat yang sehat dan produktif,” kata Pjs. Bupati Bandung Dikky Achmad Sidik, ST., MT., melalui Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung dr. Hj. Yuli Irnawati Mosjasari, MM., dalam keterangannya, Minggu (3/11/2024).

Yuli mengatakan, untuk pelaksanaan kebijakan layanan BPJS kesehatan itu, Pemkab Bandung telah mengalokasikan anggaran tahun 2024 sebesar Rp 212 miliar.

“Dari alokasi anggaran tersebut, saat ini telah dan sedang diproses pencairannya sebesar Rp 208 miliar, termasuk untuk pembayaran tunggakan BPJS sebesar Rp 82,8 miliar (tunggakan tahun 2003 sebesar Rp 31,2 miliar dan tunggakan BPJS tahun 2024 sebesar Rp 51,6 miliar),” tutur Yuli.

Dikatakannya, pada bulan September hingga Oktober 2024, Dinkes mengalami kendala teknis dalam penatausahaan SIPD (Sistem Informasi Pemerintahan Daerah).

“Alhamdulillah, pada Minggu lalu SIPD sudah bisa berjalan kembali, sehingga proses pencairan BPJS kesehatan telah dapat diproses kembali,” ucap Yuli.

Dengan demikian, lanjut Yuli, tidak ada permasalahan dalam penyelesaian pembayaran BPJS kesehatan, karena semuanya telah teranggarkan dan sedang dalam proses pencairan.

Lebih lanjut Yuli mengatakan, tujuan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ini adalah program jaminan kesehatan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.

“Program JKN ini diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran jaminan kesehatan atau iuran jaminan kesehatannya dibayar oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah (Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan),” jelasnya.

Untuk diketahui, Yuli menjelaskan, jenis kepesertaan BPJS dibagi menjadi beberapa kategori kepesertaan yaitu, peserta BPJS non-PBI adalah peserta BPJS yang iuran bulanannya dibayarkan oleh sendiri, dengan kategori peserta BPJS mandiri.

“Peserta BPJS non-PBI (Penerima Bantuan Iuran) ini diperuntukan untuk golongan bukan pekerja (BP) dan golongan pekerja bukan penerima upah (PBPU),” katanya.

Dijelaskan, peserta BPJS PPU (Pekerja Penerima Upah), dimana diperuntukan untuk golongan pekerja penerima upah atau pekerja yang bekerja di sebuah perusahaan baik perusahaan pemerintah (PNS/TNI Polri) maupun pegawai swasta.

“Peserta BPJS PBI (Penerima Bantuan Iuran) adalah peserta penerima bantuan iuran dari pemerintah yang iuran bulanannya dibayarkan oleh pemerintah (didaftarkan di kelas 3), dengan kategori peserta BPJS PBI APBN (dulu pemegang kartu jamkesmas) yang iuran bulanannya menjadi tanggungan pemerintah pusat,” tuturnya.

Kemudian peserta BPJS PBI APBD (dulu pemegang kartu Jamkesda) yang iuran bulanannya menjadi tanggungan pemerintah daerah.

“Sasaran program PBI APBD (PD.Pemda) adalah masyarakat kurang mampu yang tidak mampu membayar premi asuransi kesehatan secara mandiri,” katanya.

Yuli menjelaskan, PBI APBD merupakan program bantuan sosial bidang kesehatan yang dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang dikelola oleh BPJS Kesehatan.

“Adapun sasaran program PBI APBD (PD.Pemda) Kabupaten Bandung, yaitu masyarakat kurang mampu serta membutuhkan pelayanan kesehatan. Kemudian warga yang masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang belum didaftarkan di PBI APBN,” ujarnya.

Menurutnya, pemberian layanan BPJS kesehatan ini, saat ini menjadi program prioritas Bupati Bandung untuk memberikan layanan kesehatan kepada para guru ngaji, marbot, linmas, RT/RW, buruh tani, pedagang kecil atau UKM (Usaha Kecil Menengah).

Yuli juga turut menuturkan alokasi anggaran Iuran Pengelolaan Jaminan Kesehatan (PBI/PD.Pemda), yaitu berdasarkan pada pagu perubahan yang berasal dari APBD sebesar Rp 121.304.042.668,-, dan BANKEU (Bantuan Keuangan) sebesar Rp 90.773.286.078 dengan total sebesar Rp. 212.077.428.746,-.

“Alokasi anggaran iuran pengelolaan jaminan kesehatan itu, realisasi sampai saat ini dengan utang tahun 2023 sebesar Rp 34.910.477.490., kemudian utang pada bulan Januari sampai Juli 2024 sebesar Rp.104.547.907.800,-, sehingga total sudah terbayarkan sebesar Rp. 139.458.385.290,-,” katanya.

Yuli juga turut menjelaskan tagihan BPJS berjalan sisa hutang tahun 2023 sebesar Rp 31.282.265.000,- dan bulan berjalan pada Juli sampai dengan September 2024 sebesar Rp 51.538.411.400,- sehingga total sebesar Rp 82.820.676.400,-.

“Dari sisa utang itu, kemudian dilakukan proses pembayaran tanggal 4 November 2024. Sudah berproses di BKAD sebesar Rp 6 miliar akan dibayarkan ke BPJS. Sudah berproses SPP SPM sebesar Rp 31.282.265.000 untuk diajukan pencairan ke BKAD.
Selanjutnya berproses untuk pembayaran sisanya,” pungkasnya. ( Kurniawan )




Hadirkan Sanitasi di Sekolah, Guardiancares Indonesia Komitmen Dukung Prilaku Hidup Bersih dan Sehat

Caringin, (TB) – Guardiancarees – ritel modern kesehatan dan kecantikan terkemuka dari HERO Group, berkomitmen mendukung kebersihan dan kesehatan anak-anak Indonesia, melalui program berkelanjutan.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI 2022, lebih dari 293 ribu Sekolah di Indonesia masih belum memiliki akses memadai terhadap air minum, sanitasi dan kebersihan dasar. Hal tersebut dikatakan Malvin Tarigan. Head Of Marketing Guardiancares Indonesia.

Malvin mengungkapkan, sejalan dengan upaya Pemerintah, untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs), dalam menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia. meliputi aktivitas dan akses air bersih, serta edukasi kesehatan anak, khususnya di lingkungan Sekolah.

“Tahun ini, Guardian memperluas komitmennya melalui kolaborasi dengan Human Initiative organisasi kemanusiaan yang fokus pada isu-isu kemanusiaan di bidang pemberdayaan masyarakat dan program perlindungan perilaku hidup bersih dan sehat,” ungkapnya.

Menurutnya, sejak diluncurkan pada tahun 2022, Guardiancares telah memberikan dampak positif melalui berbagai rangkaian edukasi dilakukan, terkait Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ((PHBS).

“Penyediaan fasilitas sanitasi dan kebersihan atau WASH di sekolah adalah fondasi penting bagi peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.” ujarnya, saat berikan donasi alat kebersihan dan akses sumber air di SD Cinagara 02. Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor. Kamis 06/09/2024.

Seiring dengan perjalanan lanjut Malvin, Guardian yang telah hadir selama 34 tahun di Indonesia. “Program Guardiancares merupakan wujud nyata kepedulian kami terhadap pemenuhan kesehatan dan kesejahteraan anak Indonesia, dan di SD Cinagara ini baru kick of di tahun ini, selanjut nya, rencana kami akan melaksanakan yang sama ke jogja dan terus ke Sekolah lain nya sampai akhir tahun.” Imbuhnya.

Selain Head of Marketing Guardian Indonesia, Malvin Tarigan, dalam acara tersebut juga dihadiri, Vice President Operations of Human Initiative, Romi Ardiansyah, dan Kepala Tata Usaha Puskesmas Desa Cinagara, Dudih Budiana, serta Kepala Sekolah Dasar (SD) Cinagara 02 Entin Kartini.

Menurut Entin Kartini, Dengan adanya Donasi Berbentuk alat kebersihan serta akses air bersih dirinya mengaku sangat mengapresiasi pada pihak Guardiancares.

“Dengan bantuan ini tentunya jelas sangat terbantu di sekolah kami, siswa siswi disini dapat bantuan ribuan sabun, tempat berwudhu,” Ucapnya.

Selain Kepala Sekolah, Kepala Tata Usaha Puskesmas Desa Cinagara Dudih Budiana juga turut mengapresiasi, dalam hal ini. Dia mengatakan, Adopsi perilaku kebersihan yang tepat dan pelaksanaan program sekolah sehat memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan dan kesejahteraan anak-anak.

Pemerintah Kabupaten Bogor telah menyiapkan sejumlah langkah untuk meningkatkan PHBS di berbagai sekolah. Kendati demikian, perlu ada gerakan inovatif untuk akselerasi capaian PHBS dan dukungan kemitraan dengan swasta,

“Dalam hal ini Guardian yang telah membantu peningkatan kesehatan anak Indonesia melalui pembangunan sanitasi water well dan sabun yang disalurkan ke sekolah.” katanya.

Ditempat yang sama, Romi Ardiansyah, Vice President Operations of Human Initiative menambahkan, Melihat pentingnya edukasi PHBS sejak dini dan penyediaan sanitasi di sekolah sebagai langkah awal mewujudkan lingkungan belajar yang sehat dan nyaman.

“Kami sangat mengapresiasi dukungan Guardian dan meyakini bahwa sinergi ini dapat memberikan manfaat positif dan berkelanjutan baik untuk sekolah maupun anak-anak secara keseluruhan,” ujarnya

Dengan begitu, lanjut Dia, program Guardiancares dapat mendorong komitmen Pemerintah dalam mewujudkan sekolah-sekolah sehat di Indonesia. “Dalam rangkaian program Guardiancares kali ini, Guardian juga bekerja sama dengan Dinas Kesehatan setempat untuk pelaksanaan edukasi PHBS di lebih dari 40 sekolah di Pulau Jawa,” tukasnya.

Menurutnya, sebelumnya, kegiatan serupa juga telah dilakukan di Daerah – Daerah lain di Sekolah – Sekolah Dasar lainya pada tahun 2023 lalu.

“Kami bersama, mendistribusikan 24.000 produk Body Wash Guardian kepada siswa sekolah di Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Yogyakarta, serta perbaikan dan pembangunan fasilitas air bersih di sekolah untuk mendukung penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.” pungkasnya. (**)




Resmi Berpredikat dokter, Putri Asli Krui Pesisir Barat, dr.Reghina Pratiwi Siap Mengabdi ke Masyarakat

LAMPUNG , (BS) – Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Lampung (Unila) menggelar prosesi sumpah dokter Periode III tahun 2024, di gedung serbaguna kampus setempat pada Selasa, Selasa 03 September 2024.

Dalam proses tersebut, sebanyak 80 dokter diambil sumpahnya dan secara resmi disetujui sebagai dokter.

Pengambilan sumpah dokter yang dipimpin Dekan FK Unila Dr. dr. Evi Kurniawati, S.Ked., M.Si., didampingi rohaniwan, serta disaksikan sejumlah pejabat dan orang tua para dokter baru.

Melalui pengambilan sumpah dokter periode tiga tahun 2024, FK Unila telah berhasil meluluskan 1.952 dokter yang saat ini tersebar di seluruh Indonesia.

Rektor Unila Prof.Dr.Ir. Lusmeilia Afriani, DEA, IPM., ASEAN Eng., dalam berbagainya menyampaikan selamat kepada para dokter baru atas ketekunan, kesabaran, dan kerja keras dalam memperjuangkan gelar sebagai seorang dokter .

Salah satu dokter yang disumpah adalah dr.Reghina Pratiwi Hidayat, S.Ked putri pertama dari Makmur Hidayat, S.Pi, MM dan Nurhanisda, SE,MM, yang berprofesi sebagai ASN di Pemda Provinsi Lampung.

Gambar: dr Reghina Pratiwi,S Ked (tengah) foto bersama Kedua Orangtuanya usai acara pengambilan sumpah dokter periode 3 Tahun 2024 oleh Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Lampung (Unila) gedung serbaguna kampus Unila, Selasa 03 September 2024 (foto/doktb)

Kenalan pasangan Makmur Hidayat dan Nurhanisda yang asli keturunan Lampung Tepatnya dari Krui Kabupaten Pesisir Barat ini memiliki 3 putra yaitu Reghina Pratiwi Hidayat, Adib Ghufran Hidayat dan Alghifari Hidayat, yang ketiga-tiganya bisa mendapatkan kesuksesan dalam karir dan pendidikannya.

“ Alhamdulillah anak putri pertamanya dr.Reghina Pratiwi Hidayat, S,Ked sudah resmi menyandang gelar dokter karena sudah dilakukan sumpah dokter bersama 79 temannya di GSG UNILA,” ungkap Makmur Hidayat kepada media ini, Selasa 03/09/24.

Sedangkan Dua Putra lainnya lanjut Makmur, sekarang sedang menempuh pendidikan di Akademi TNI Yaitu AKMIL (Angkatan Darat) dan Akademi Angkatan Udara (AAU) di Magelang.

Puji syukur Alhamdulillah berkat ridho allah serta belajar dan kerja keras dari anak-anak selama ini dan dikuatkan doa orang tua, bisa mengantarkan Ananda Reghina menjadi dokter. Semoga berbekal ilmu yang diperoleh akan banyak membantu masyarakat dan semoga apa yang dicita-citakan anak-anak akan terwujud.” Harapnya.

Lanjut Makmur, “Kami sebagai orang tua tak henti-hentinya mengucap syukur kepada Allah SWT karena telah memberikan rezeki, yang tidak terhingga nilainya kepada keluarga kami. Tanpa ridho Allah SWT tidak mungkin anak-anak bisa seperti ini. Insyaallah nanti kedua putra kami akan menyusul Menyelesaikannya pendidikannya dan berkarier di TNI.” Ujarnya. ( San )




Hadiri Seminar Kesehatan di Posyandu Anggrek, Kades Kartim Sony Priyanto Ungkap Hal Ini

CITEUREUP, (TB) – Kepala Desa Karang Asem Timur (Kartim), Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor, Sony Priyanto, SE menghadiri kegiatan Seminar Kesehatan tentang penanggulangan Stunting dan Gizi Buruk pada anak yang diprakarsai Mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata) Tematik kelompok 31 Universitas Ibnu Khaldun yang berlangsung di Posyandu Anggrek wilayah RW 05, Selasa 13 Agustus 2024.

Pada kesempatan itu Kades Kartim mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan adik-adik Mahasiswa KKN Universitas Ibnu Khaldun tersebut atas kepeduliannya terhadap penanggulangan Stunting di wilayah Desa Karang Asem Timur.

” Saya mengapresiasi kegiatan seminar kesehatan ini, karena ini sangat positif untuk memberikan pemahaman kepada warga kami akan pentingnya melakukan pencegahan dan penanggulangan Stunting serta gizi buruk pada anak sejak dini,” Ucap Sony.

Harapan kami, dengan adanya seminar kesehatan ini, warga kami khususnya yang memiliki Balita, jadi lebih tahu apa itu Stunting dan cara pencegahan serta penanggulangannya.

” Selaku Kades, saya menghimbau kepada warga terutama Ibu-ibu yang memiliki Bayi dan Balita agar sering memeriksakan bayi dan balitanya ke Posyandu. Karena pencegahan Stunting dan Gizi Buruk ini penting dilakukan sedini mungkin,” ujarnya.

Kami Pemerintah Desa sangat peduli dengan penanganan Stunting & Gizi Buruk ini, karena sudah ada 12 kasus gizi buruk yang terjadi di wilayah desa Kartim ini, ungkap Sony.

“Kami berharap dengan
adanya seminar kesehatan dan kerjasama yang baik antar Pemdes dan warga penanganan dan penanggulangan Stunting dan Gizi Buruk di wilayah RW 05 ini bisa teratasi,” tandas Sony.

Ibu Nur, salah satu warga RW 05 yang memiliki Balita mengaku senang dengan adanya seminar kesehatan tersebut, karena bisa mendapatkan informasi apa itu Stunting dan Gizi Buruk serta cara penanggulangannya. (Sto)




Direktur RSUD Ciawi Berharap Layanan SiGarda Mas Bisa Jadi Contoh Bagi Rumah Sakit Lainnya

CIAWI, (TB) – Pj. Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor, Suryanto Putra berharap FGD SiGarda Mas dapat menghasilkan rekomendasi yang konkret demi mengoptimalkan referensi gawat darurat berbasis masyarakat.

Hal itu disampaikan Suryanto saat membuka kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Strategi Optimalisasi Rujukan Gawat Darurat Berbasis Masyarakat (SiGarda Mas) RSUD Ciawi, di Aula RSUD Ciawi, Kamis (25/7).

“Saya berharap FGD ini dapat menghasilkan rekomendasi dan strategi yang konkret untuk mengoptimalkan referensi gawat darurat berbasis masyarakat. Terima kasih atas perhatian dan partisipasi aktif dari semua pihak yang terlibat,” tutur Suryanto.

Suryanto menjelaskan, Strategi Optimalisasi Rujukan Gawat Darurat Berbasis Masyarakat atau SiGarda Mas dirancang untuk memberikan manfaat besar bagi masyarakat Kabupaten Bogor. Dengan adanya call center yang terhubung langsung dengan telemedicine RSUD Ciawi, masyarakat dapat dengan mudah mengakses pelayanan Rumah Sakit, khususnya dalam kondisi darurat.

“Sistem ini juga mengoptimalkan fungsi ambulans desa terdekat dengan tempat tinggal pasien, sehingga dapat mengevakuasi pasien ke fasilitas pelayanan terdekat tanpa penundaan. Hal ini akan memastikan pasien mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat, serta kepastian fasilitas mana yang harus dirujuk,” jelas Suryanto.

Suryanto mengajak, seluruh pihak yang hadir untuk bersinergi dan berkolaborasi dalam mendukung implementasi strategi ini. Kerjasama kita sangat penting untuk memastikan bahwa SiGarda Mas dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat yang maksimal kepada masyarakat.

“Kegiatan ini sebagai momentum untuk menunjukkan komitmen kita dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Setiap langkah kecil yang kita ambil hari ini akan membawa perubahan besar bagi masa depan pelayanan kesehatan di Kabupaten Bogor,” kata Pj. Sekretaris Daerah Kabupaten Bogor, Suryanto Putra

Sementara itu Direktur RSUD Ciawi, dr.Fusia Meidiawaty mengungkapkan, SiGarda Mas ini terdiri dari dokter-dokter pelaksana telemedicine, para tenaga kesehatan, dan teman-teman ambulans. Kita mengoptimalkan sistem rujukan ini dengan memberikan akses kepada masyarakat, sehingga masyarakat bisa langsung terhubung dengan rumah sakit.

“Sampai saat ini kami terus mengoptimalkannya terlebih dahulu SiGarda Mas, semoga tidak lama lagi layanan ini dapat diakses oleh masyarakat. Ke depan kami berharap ini bisa menjadi contoh bagi rumah sakit lainnya.” ungkap Fusia.

Fusia menjelaskan, akhir dari sistem referensi ini tidak harus berakhir di RSUD Ciawi, petugas telemedicine yang diakses masyarakat akan melakukan screening kasus. Jadi masyarakat bisa langsung berinteraksi dan akan diberikan penilaian awal, apakah kasusnya bisa diselesaikan di tingkat Faskes pertama terdekat atau memang harus mendapatkan layanan rumah sakit.

Turut hadir pada kegiatan tersebut Direktur Rumah Sakit Goenawan Partowidigdo, Direktur RS Hermina Gadog, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), Kepala Bidang Aplikasi Informatika Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo), para Kepala Desa serta para kepala Puskesmas di enam Kecamatan wilayah selatan KabupatenBogor. (Sto)




Posyandu Gedong Meneng Rutin Berikan Pelayanan Kesehatan Bayi, Balita dan Ibu Hamil

BANDAR LAMPUNG, (TB) – Posyandu Kelurahan Gedong Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandarlampung, rutin menggelar posyandu balita setiap bulan sekali. Posyandu ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi bayi, balita dan ibu hamil di Kelurahan Gedong Meneng.

Posyandu ini biasanya dihadiri oleh ibu-ibu yang membawa anaknya yang berusia di bawah lima tahun. Di posyandu ini, anak-anak akan diperiksa kesehatannya oleh bidan Puskesmas Rajabasa Indah (RBI) Puskesmas Pembantu (Pustu) dan Pos Kesehatan Kelurahan (Poskeskel) kelurahan Gedong Meneng. Selain itu, ibu-ibu juga akan mendapatkan penyuluhan kesehatan tentang cara merawat anak bayi, balita dan ibu hamil serta masalah kesehatan lainnya.

Pada posyandu yang digelar pada Kamis (6/6/2024) pagi, sebanyak puluhan bayi, balita dan ibu hamil diperiksa kesehatannya. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa semua anak dalam kondisi sehat.

Ibu-ibu yang mengikuti posyandu juga mendapatkan penyuluhan kesehatan tentang cara merawat anak bayi dan balita. Penyuluhan ini disampaikan oleh Bidan kelurahan, Fitriana, Nova, Okta, Maya dan Nova. Penyuluhan ini meliputi cara menyusui yang baik, cara memberi makan bayi, cara menjaga kebersihan bayi, cara mencegah penyakit pada bayi, penyuluhan untuk ibu hamil.

Lurah Gedong Meneng, Hery Wahyudi didampingi Ketua PKK Kelurahan Wiwin Erika Putri mengatakan bahwa posyandu ini sangat penting untuk meningkatkan kesehatan anak bayi, balita dan ibu hamil di Kelurahan Gedong Meneng.

“Posyandu ini merupakan salah satu upaya pemerintah kota Bandarlampung untuk meningkatkan kesehatan anak bayi, balita dan ibu hamil,” ujar Hery Wahyudi.

Hery Wahyudi menjelaskan, posyandu ini rutin digelar setiap bulan sekali dan setiap bulan kita mengadakan Posyandu sebanyak 5 kali setiap bulannya dan bergantian setiap minggunya di RT dan Lingkungan. Tujuannya adalah untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak balita, serta memberikan penyuluhan kesehatan kepada ibu-ibu hamil.

Ia menambahkan, posyandu ini juga menjadi sarana untuk mengumpulkan data kesehatan anak bayi, balita dan ibu hamil di Kelurahan Gedong Meneng. Data ini nantinya akan digunakan untuk menyusun program kesehatan anak bayi, balita dan ibu hamil.

Hery Wahyudi juga berharap agar seluruh ibu-ibu di Kelurahan Gedong Meneng dapat mengikuti posyandu secara rutin. “Kami mengajak seluruh ibu-ibu di Kelurahan Gedong Meneng untuk mengikuti posyandu secara rutin,” harapnya.

Sementara itu, salah satu orang tua balita, Erista, mengatakan bahwa posyandu ini sangat bermanfaat bagi anaknya.

“Posyandu ini sangat bermanfaat bagi anak saya,” ujar Erista.

Ia menambahkan, posyandu ini memberikan pelayanan kesehatan yang sangat baik kepada anaknya. Selain itu, posyandu ini juga memberikan penyuluhan kesehatan yang sangat bermanfaat bagi ibu-ibu hamil.

Erista berharap agar posyandu ini dapat terus digelar secara rutin. “Saya berharap agar posyandu ini dapat terus digelar secara rutin,” harapnya.

Hal senada juga dikatakan oleh Nova (31), ibu dari dua anak bayi 3 bulan dan balita 3 tahun 3 bulan. Ia mengungkapkan bahwa posyandu ini sangat membantunya dalam merawat anak-anaknya.

“Posyandu ini sangat membantu saya dalam merawat anak-anak saya,” ujar Nova.

Ia menambahkan, posyandu ini memberikan informasi yang sangat bermanfaat baginya tentang cara merawat anak bayi dan balita.

Nova juga berharap agar posyandu ini dapat terus digelar secara rutin. “Saya berharap agar posyandu ini dapat terus digelar secara rutin,” harapnya.

(Oby)




Cegah Penularan Penyakit TBC dengan TPT

BOJONGGEDE, (TB ) – Penularan penyakit Tuberkulosis dapat dicegah dengan imunisasi dan juga dapat dicegah melalui pemberian obat atau Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT), terutama bagi mereka yang kontak erat atau tinggal serumah dengan pasien penderita Tuberkulosis (TBC).

Untuk itu Pemerintah Kabupaten Bogor bersama Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) terus berupaya membumikan pencegahan Tuberkulosis melalui metode pemberian obat atau TPT ini dengan melakukan edukasi para Kader tingkat Desa dan RW se-Kecamatan Bojonggede pada Kamis 02 Mei 2024.

Perlu diketahui pencegahan Tuberkulosis melalui pemberian obat atau metode terapi pencegahan Tuberkulosis ini dilaksanakan selama tiga sampai enam bulan dengan jenis obat yang berbeda-beda tergantung dari gejala yang dirasa dirasakan masing-masing individu, berat badan dan usia. Ada yang diminum satu minggu satu kali selama 3-6 bulan, juga ada yang diminum setiap hari selama 3-6 bulan menjalankan program TPT.

Field Executive Public Private Mix Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Dessy berharap dengan mengoptimalkan peran kader bisa mempercepat temuan kasus Tuberkulosis sehingga bisa dengan cepat mengobati mereka yang kontak erat dengan penderita Tuberkulosis.

“Semakin cepat kasus ditemukan, maka dapat mempercepat penurunan kasus penyebaran Tuberkulosis di Kabupaten Bogor. Mudah-mudahan para kader bisa melakukan tatalaksana dengan baik karena pengetahuan kader juga lebih mumpuni,” katanya.

Selanjutnya, Plt. Kepala Puskesmas, Bojonggede, Fransiskus Misi menjelaskan, dengan kemajuan teknologi dan penelitian yang dilakukan oleh USAID bahwa penyakit Tuberkulosis dapat dicegah dengan dua metode yakni imunisasi BCG pada bayi dan balita dan pemberian obat melalui Terapi Pencegahan Tuberkulosis terutama pada keluarga, orang yang kontak erat bahkan tinggal satu rumah dengan penderita Tuberkulosis.

Katanya, seperti kasus Covid yang begitu dahsyat hingga meluluh lantahkan segala aktivitas baik aktivitas harian hingga ekonomi yang luar biasa. Covid-19 memberikan pelajaran bagaimana melakukan pencegahan dengan imunisasi atau vaksinasi, penggunaan masker dan mencegah kerumunan.

“Ini berlaku untuk pencegahan kasus Tuberkulosis, pencegahan pada bayi dapat dilakukan dengan imunisasi juga pemberian obat melalui TPT terhadap orang yang kontak dengan penderita Tuberkulosis. Dengan pemberian obat ini diharapkan kasus penularan Tuberkulosis dapat kita minimalisir dengan baik,” tutur Fransiskus.

Di tempat yang sama, Kepala Seksi Pendidikan Kesehatan Kecamatan Bojonggede, Herdis Sopian lubis menyatakan, melalui kerjasama antara Pemerintah Kecamatan Bojonggede, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor juga USAID dapat mendorong peran kader desa dalam mempercepat penemuan kasus kontak erat Tuberkulosis di wilayahnya masing-masing sehingga dapat mempercepat pemutusan mata rantai penularan Tuberkulosis.

“Tuberkulosis tidak perlu ditakuti sebab bisa disembuhkan dan dicegah dengan pemberian obat, juga jangan malu untuk segera lapor kepada para kader sehingga dapat menyelamatkan anggota keluarga, kerabat lainnya untuk terhindar dan terpapar bakteri Tuberkulosis. Semua gratis baik pemeriksaan dan pengobatan hingga tuntas dapat difasilitasi di Puskesmas Bojonggede,” terangnya.

Kemudian District Advocacy and Partnership Officer Kabupaten Bogor, Serly menambahkan, pencegahan penularan tuberkulosis dengan minum obat melalui TPT ini sama halnya dengan minum obat cacing agar tidak cacingan lalu minum pil KB untuk mencegah dan menunda kehamilan, dan TPT ini untuk mencegah tertular penyakit Tuberkulosis.

“Jadi penderita Tuberkulosis ini tidak menjadi rantai penularan yang akhirnya kasus Tuberkulosis tidak pernah habis dan berakhir, semakin banyak yang kena maka kasus akan semakin tinggi. Melalui pemberian obat ini kami ingin memutus mata rantai penularan Tuberkulosis kepada masyarakat yang sehat yang kontak langsung dengan penderita Tuberkulosis,” tegasnya. (Red/Hms)




Pemkab Bogor dan BPJS Kesehatan Jamin Layanan Kesehatan Tetap Berjalan Selama Cuti Bersama dan Libur Lebaran

BOGOR, (TB) – BPJS Kesehatan berkomitmen untuk memudahkan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan memberikan akses pelayanan kesehatan yang diperlukan selama periode cuti bersama dan libur lebaran yang jatuh pada tanggal 8 hingga 15 April 2024. Komitmen ini mengacu pada prinsip portabilitas yang telah diterapkan BPJS Kesehatan.

Kepala BPJS Kesehatan Cabang Cibinong, Ichwansyah Gani mengatakan prinsip portabilitas tersebut diwujudkan dalam memberikan jaminan pelayanan kesehatan yang mudah, cepat, dan setara bagi peserta JKN di seluruh wilayah Indonesia. Peserta yang berada di luar wilayah tempat Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) terdaftar, dapat mengakses pelayanan rawat jalan di FKTP lain paling banyak tiga kali kunjungan dalam waktu satu bulan.

“BPJS Kesehatan juga menyediakan berbagai kanal layanan seperti pelayanan piket di kantor cabang yang beroperasi dari pukul 08.00 hingga 12.00 waktu setempat. Bagi yang mengakses layanan non tatap muka melalui Pelayanan Administrasi melalui WhatsApp (PANDAWA), dapat dilayani dari pukul 08.00 hingga 12.00 WIB. Layanan yang disediakan bagi peserta JKN mencakup layanan informasi, layanan administrasi, dan layanan pengaduan. Selain itu, peserta JKN juga dapat memanfaatkan layanan administrasi JKN melalui Aplikasi Mobile JKN,” terang Ichwansyah.

Selain itu, dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan kepada pemudik selama libur lebaran, BPJS Kesehatan telah menyiapkan Posko Mudik mulai dari tanggal 5 hingga 9 April 2024. Lokasi Posko Mudik Kesehatan tersebar di beberapa titik strategis seperti Terminal Pulo Gebang di Jakarta Timur, Pelabuhan Merak di Banten, Rest Area Tol Cikampek KM 88A di Purwakarta, Rest Area Tol Palikanci KM 207 A di Cirebon, Rest Area Tol Ungaran KM 429A di Kabupaten Semarang, Terminal Purabaya di Sidoarjo, dan Pelabuhan Soekarno-Hatta di Kota Makassar.

“Posko tersebut menyediakan berbagai layanan seperti konsultasi kesehatan, fasilitas relaksasi bagi pemudik, pemeriksaan kesehatan, penyediaan obat-obatan, tindakan sederhana darurat, dan pemberian rujukan bila diperlukan. Diharapkan masyarakat dapat merasakan kemudahan dan kenyamanan dalam mengakses layanan kesehatan selama periode libur lebaran ini,” ujar Ichwansyah.

Untuk peserta JKN segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau yang dikenal sebagai peserta mandiri, diimbau untuk rutin melakukan pembayaran iuran setiap bulannya per tanggal 10 agar status kepesertaan tetap aktif. BPJS Kesehatan juga telah menjalin kerja sama dengan lebih dari 960 ribu kanal pembayaran untuk mempermudah peserta JKN dalam melakukan pembayaran iuran.

Sementara itu Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Dyon Rivardin Iskandar menjelaskan, terkait pelayanan kesehatan selama libur lebaran sudah menjadi kegiatan rutin kami setiap tahunnya. Hal ini sesuai dengan arahan Pj. Bupati Bogor terkait pelayanan selama cuti bersama dan libur lebaran. Jadi, Puskesmas, RSUD, dan klinik utama milik Pemkab Bogor tetap akan membuka layanan sesuai dengan standar pelayanan yang ada.

“Maka masyarakat tidak perlu khawatir, karena selama libur lebaran pelayanan kesehatan tidak akan terganggu. Kami juga mempersiapkan banyak hal termasuk Public Safety Center (PSC) atau layanan telepon darurat 119 untuk masalah kesehatan, yang selalu siaga selama 24 jam,” jelas Dyon.

Kepala Bagian Mutu Pelayanan Fasilitas Kesehatan, Rima Sahara menambahkan, bahwa BPJS Kesehatan telah menerapkan janji layanan JKN di fasilitas kesehatan, yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan dalam rangka Transformasi Mutu Layanan. Dengan adanya janji layanan JKN, peserta JKN dapat merasakan berbagai kemudahan dalam mengakses layanan JKN.

“Seperti cukup menunjukkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang terdapat pada Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk mengakses layanan di fasilitas kesehatan, dan tidak memerlukan fotokopi berkas. BPJS Kesehatan juga menegaskan bahwa tidak ada biaya tambahan bagi peserta JKN saat mengakses layanan di fasilitas kesehatan, asalkan berobat sesuai prosedur, serta dilayani setara tanpa diskriminasi,” jelas Rima.

Peserta JKN dapat langsung menghubungi BPJS Kesehatan Care Center 165 untuk pencarian informasi fasilitas terdekat bagi yang melakukan perjalanan mudik. Rima juga menambahkan bahwa peserta JKN juga dapat mengakses melalui Aplikasi Mobile JKN untuk mengetahui lokasi fasilitas kesehatan terdekat.

“Kini terdapat fitur i-Care JKN yang dikembangkan oleh BPJS Kesehatan. Melalui inovasi ini, mempermudah dokter di fasilitas kesehatan mengakses riwayat medis peserta JKN dalam 12 bulan terakhir, guna memberikan pelayanan yang lebih cepat dan tepat. Bahkan peserta JKN pun dapat mengakses juga melalui Aplikasi Mobile JKN,” ucap Rima. (Red)




Keren.! Melalui Proyek LARAS, RSUD Cibinong Pangkas Waktu Tunggu Layanan Rawat Jalan

BOGOR, (TB) – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong terus berupaya meningkatkan mutu layanannya. Salah satunya kini RSUD Cibinong berhasil memangkas waktu tunggu pelayanan rawat jalan melalui project LARAS.

Program pelaksanaan optimalisasi waktu tunggu ini berkolaborasi dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Direktur RSUD Cibinong, Yukie Meistisia Satoto pada acara sharing session dan sosialisasi implementasi LARAS, di Ole Suites Hotel and Cottage, Babakan Madang, Rabu (20/3), menyampaikan bahwa program pelaksanaan optimalisasi waktu tunggu ini berkolaborasi dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Untuk diketahui, program LARAS merupakan metode yang digunakan untuk mewujudkan pelayanan yang mudah dan cepat. Masyarakat bisa mengoptimalkan antrian online, sehingga penumpukan di rumah sakit dapat terurai. Tujuannya untuk percepatan waktu pelayanan rawat jalan di rumah sakit, sehingga peningkatan mutu betul-betul bisa dirasakan

Direktur RSUD Cibinong, Yukie Meistisia Satoto juga menjelaskan, dalam rangka memberikan dukungan adanya transformasi pelayanan kesehatan yang dicanangkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan pelaksanaan program JKN yang semakin baik, maka diperlukan inovasi yang berorientasi dalam peningkatan mutu layanan salah satunya adalah kemudahan dan kecepatan dalam mengakses pelayanan rawat jalan rumah sakit.

“Menindaklanjuti project LARAS sebagai upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di RSUD Cibinong dibentuk tim pelaksanaan optimalisasi waktu tunggu pelayanan rumah sakit. Dari semula lamanya waktu antrian rawat jalan di RSUD Cibinong yakni 4 jam 44 menit 23 detik menjadi 1 jam 50 menit, bahkan ada yang sampai 1 jam 21 menit”, jelas Yukie.

Lebih lanjut Yukie menerangkan, RSUD Cibinong membentuk tim pelaksanaan optimalisasi waktu tunggu pelayanan rumah sakit yang akan membantu memantau proses pelaksanaan kegiatan rumah sakit tersebut. Tugas tim pelaksanaan antara lain, melakukan koordinasi dengan BPJS Kesehatan Cabang Cibinong terkait pelaksanaan kegiatan, melakukan pengumpulan data dan informasi terkait kegiatan, melakukan identifikasi masalah terhadap objek pelaksanaan bersama BPJS Cabang Cibinong. Melakukan analisis masalah dan penentuan solusi terhadap identifikasi masalah yang ditemukan dan yang terakhir melakukan implementasi dan monitoring evaluasi solusi yang ditetapkan.

“Monitoring dan evaluasinya kita lakukan secara ketat, sehingga kita bisa bekerja sesuai dengan target yang ditentukan, jadi tantangan apapun bisa kita hadapi,” terang Yukie.

Yukie menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada BPJS Kesehatan atas bimbingan dan pendampingannya dalam project LARAS yang dilakukan sebagai upaya membantu optimalisasi waktu tunggu pelayanan rawat jalan di rumah sakit. Harapannya bersama BPJS kita semakin bisa meningkatkan aksesibilitas bagi masyarakat khususnya untuk layanan rujukan dan juga bisa menggulirkan inovasi-inovasi lain.

“Bagi RSUD Cibinong sebagai rumah sakit rujukan regional bisa melayani seluruh masyarakat kabupaten Bogor termasuk kota/kabupaten di sekitarnya. Jadi masyarakat yang menjadi peserta BPJS semakin dipermudah saat antre. Bisa menggunakan JKN Mobile untuk registrasi secara online di aplikasi tersebut,” tandas Yukie.

Sementara itu Kepala BPJS Kesehatan Cabang Cibinong, Ichwansyah Gani mengungkapkan, project LARAS yang diimplementasikan di RSUD Cibinong membuahkan hasil yang sangat memuaskan. Ini bukan hanya jadi prestasi di Kabupaten Bogor tapi juga di tingkat Jawa Barat. Karena RSUD Cibinong dijadikan pilot project mewakili seluruh Jawa Barat.

“Hasilnya mampu memotong waktu lebih dari 60 persen, tentunya hal ini sangat memberikan dampak positif pada peningkatan layanan peserta JKN karena sudah sesuai dengan tagline kami yakni “Mudah, Cepat dan Setara”.

Ichwansyah menambahkan, dari keberhasilan ini kami sudah prioritaskan ada 14 lagi rumah sakit yang akan mengimplementasikan sistem LARAS. Sesuai dengan target yang kami tentukan yakni dari datang sampai dapat obat waktunya selama 2 jam 30 menit, dan 60 menit dari datang sampai mendapat layanan di Poli.

“Harapannya semua rumah sakit di Kabupaten Bogor bisa melayani sesuai dengan standar waktu yang sudah ditentukan. Sehingga ketika orang berobat ke rumah sakit tidak lagi khawatir dengan waktu tunggu yang lama” kata Ichwansyah Gani.

Pada kegiatan atau acara tersebut, turut hadir, Direktur RSUD Ciawi, perwakilan RSUD Leuwiliang dan RSUD Cileungsi, serta beberapa rumah sakit di wilayah Kabupaten Bogor. (Sto/Red)




Tiga Kecamatan di Kabupaten Pesawaran Jadi Lokasi Imunisasi Rotavirus

PESAWARAN, (TB) – Setelah Kecamatan Tegineneng, Pemerintah Kabupaten Pesawaran kembali memberikan imunisasi melalui Gebyar Imunisasi Rotavirus kepada masyarakat di Kecamatan Negeri Katon pada Kamis (11/01/2024).

Bupati Pesawaran yang diwakili Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia Setdakab Pesawaran Joni Arizoni mengatakan lokus Pemkab Pesawaran memberikan Imunisasi Rotavirus di tiga kecamatan se – Kabupaten Pesawaran.

“Kemarin di Tegineneng, hari ini di Negeri Katon dan besok di Kecamatan Marga Punduh,” kata Joni di Balai Desa Lumbirejo, Negeri Katon.

Joni menerangkan Imunisasi Rotavirus diberikan kepada Bayi untuk mencegah stunting di Kabupaten Pesawaran.
“Imunisasi memiliki peran penting, selain dalam menurunkan angka kematian anak, juga menurunkan risiko anak untuk mengalami stunting,” sambungnya.

Tercatat anak dengan status imunisasi yang belum tuntas lebih berisiko mengalami stunting dibandingkan anak dengan status imunisasi lengkap.

Ia menjelaskan, pemberian imunisasi ini sesuai dengan rekomendasi WHO untuk melakukan pemberian imunisasi Rotavirus (RV) pada bayi di negara dengan tingkat kematian terkait Rotavirus Gastroenteritis (RVGE) yang tinggi.

Ia meminta imunisasi Rotavirus ini untuk lebih dikampanyekan kepada masyarakat.

“Capaian Imunisasi RV ini harus lebih dikampanyekan kepada masyarakat untuk memberikan pengetahuan, terutama pentingnya imunisasi RV sebagai upaya pencegahan diare yang dapat berdampak stunting pada bayi,” pungkasnya.

Ia pun berharap dengan Gebyar Imunisasi semua bayi 2-4 bulan terimunisasi Rotavirus serta dapat mempercepat capaian Imunisasi Rotavirus dengan target Nasional 100%.

“Semoga capaian sesuai dengan target, sehingga semua bayi dapat terimunisasi Rotavirus untuk mencegah penyakit Diare yang pada akhirnya bayi di Kabupaten Pesawaran akan terhindar dari stunting,”tutupnya. (Oby/Rif)