Viral Guru di Pulo Aceh Tak Ada Hadir Mengajar, APPA Dorong Pemprov Benahi Pendidikan
BANDA ACEH, (TB) – Inisiator Angkatan Pemuda Peduli Aceh (APPA), Md. Sulthan Alfaraby, C.RM. C.PS., C.Pst, mengungkapkan kekecewaan dengan pendidikan di Pulo Aceh dan mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Aceh harus menyikapi masalah pendidikan dengan serius.
Hal ini diungkapkan terkait sebuah video viral yang menampilkan murid-murid yang beranjak pulang dari sekolah akibat guru di Pulo Aceh, Aceh Besar tidak masuk.
Dalam video itu memperlihatkan rekaman salah satu sekolah di Pulo Aceh. Para murid terlihat memakai pakaian Pramuka sembari membawa tas dan juga buku.
Para murid mengakui bahwa mereka pulang sekolah pukul 10.00 WIB pagi. Mereka menjelaskan bahwa tidak ada guru yang berhadir di sekolah.
“Pemprov harus segera bertindak dan menyikapi serius problem ini. Anak-anak kita di sana perlu bantuan. Karena jika tidak, akan berakibat terhadap masa depan pendidikan mereka di Pulo Aceh,” ujar dengan kecewa, Senin (22/11/2021).
Pihak Alfaraby sebelumnya pernah mendorong pemerintah untuk menyediakan Ambulance laut untuk problem kesehatan di sana, dan juga mendorong Pemprov untuk melakukan rekonstruksi pendidikan guna menempatkan tenaga pengajar yang selalu sedia berada di Pulo Aceh untuk menjamin kualitas pendidikan di sana.
“Ini jangan sampai berlarut-larut apalagi bertahun-tahun tenaga pengajar jarang berhadir. Kita mendorong ini menjadi perhatian guna menempatkan tenaga pengajar yang selalu stay dan juga dilakukan pengawasan yang berkala agar kejadian ini tidak berulang,” ungkapnya.
Seperti dilansir Detikcom, salah seorang Camat di Pulo Aceh, bernama Mawardi, berujar bahwa kondisi seperti ini sering terjadi akibat para pengajar bukan merupakan warga asli kepulauan atau warga lokal.
“Di sini ada guru PNS, kontrak dan honorer juga ada. Tapi kondisi kadang tidak ada guru di sekolah sudah terjadi bertahun-tahun,” kata Mawardi.
Berdasarkan informasi, ada dua pulau yang dihuni masyarakat di Kecamatan Pulo Aceh, yakni Pulau Breuh dan Pulau Nasi. Di Pulau Breuh terdapat lima sekolah dasar (SD), satu SMP dan satu SMA.
Selain itu, ada tiga SD, satu Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN), satu SMP serta satu SMA di Pulau Nasi. Mawardi mengaku dirinya kerap mendapat laporan dari warga terkait tidak adanya pengajar di sekolah terutama tingkat SD. (Red)