Sering Dimarahi, Ponakan Tega Gorok Leher Paman Hingga Meninggal Dunia Mayatnya Dibuang Dibungkus Sarung

TUBAS, TANGERANG SELATAN-Polisi telah menemukan motif di balik pembunuhan seorang pria yang ditemukan terbunuh dan dibungkus dengan kain sarung di daerah Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), Banten. Ternyata, keponakan korban, yakni FA (23) merasa sakit hati karena sering dimarahi oleh korban.
Menurut Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Titus Yudho Ully, pelaku dan korban bekerja bersama-sama sebagai penjaga toko Madura.
Yudho mengungkapkan bahwa korban berasal dari Sumenep, Jawa Timur, dan sebelumnya membawa pelaku ke Pamulang untuk membantunya berjualan di warung Miliknya.
“Pelaku sering dimarahi karena merasa sudah bekerja dengan baik, tetapi korban masih sering marah, bahkan membangunkan mereka di waktu subuh. Karena kurang bisa bertanggung jawab dalam bekerja, korban seringkali memarahi pelaku,” ungkap Yudho. Senin, (13/5).
Menurut keterangan pelaku, detik-detik sebelum pembunuhan, korban menarik kain sarung yang digunakan oleh FA. Hal ini tentu memperparah keadaan, karena korban kembali marah ketika melihat pemakaian sarung oleh pelaku.
“Pelaku merasa sangat sakit hati mendapat perlakuan seperti itu, dan akhirnya ia membunuh korban menggunakan golok pemotong kelapa di warung Madura itu pada hari Jumat (10/5) sekitar pukul 16.00 WIB,” jelasnya.
Korban lalu dimasukkan ke dalam karung dan ditinggalkan di lahan kosong di perumahan Pamulang, Tangerang Selatan. Pada Sabtu (11/5), jasad korban ditemukan oleh warga sekitar dalam kondisi terbungkus kain sarung.
Atas perbuatannya, NA pun bersama FA dijerat Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana) jo 338 KUHP, dengan pidana paling berat sampai pidana mati atau pidana kurungan di penjara selama seumur hidup atau pidana penjara dalam kurun waktu 15 tahun.
(Rus)