Proyek Drainase di Kelurahan Pakansari Diduga Terindikasi Korupsi
CIBINONG, (TB) – Proyek pembangunan saluran air (Drainase) di wilayah Kelurahan Pakansari, Kecamatan Cibinong diduga kuat terindikasi korupsi.
Dugaan itu ditengarai terjadi pada pengadaan barang berupa U-dith yang dipakai pada proyek tersebut. Dimana u-dith yang dipakai diduga kuat tidak sesuai spesifikasi karena bukan buatan pabrik (Pabrikasi) yang patut diragukan kualitas mutu nya.
Lebih jauh, Berdasarkan Pantauan di lapangan dan investigasi tim media ini terkait unit u-dith pada salah satu perusahaan (PT) yang memproduksi u-dith, didapat informasi bahwa untuk ukuran dan kualitas mutu beton yang sama seperti yang dipakai oleh pelaksana proyek drainase Kelurahan Pakansari itu,didapati harga yang diduga jauh lebih murah.
Selain dugaan pekerjaan yang tidak sesuai spesifikasi, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) selaku pelaksana proyek patut diduga pula telah melakukan Mark-up masa hari kerja.
Dimana dalam papan kegiatan yang terpasang di lokasi, pihak pelaksana / kelurahan menjadwalkan pengerjaan tersebut selama 30 hari masa kerja. Sementara berdasarkan keterangan pekerja di lapangan, mereka menjadwalkan maksimal 7 hari kerja saja.
“Kita targetkan dalam 1 Minggu ini harus selesai, karena kita kerjanya borongan per-unit kang, jadi kalau selesai lebih lama, ya rugi waktu kita,” ungkap salah satu pekerja.
Untuk diketahui berdasarkan keterangan pelaksana pekerjaan di lapangan (LPM) untuk u-dith yang mereka pakai adalah u-dith dengan ukuran Tinggi 30cm, Lebar 30cm dan panjang 100cm dengan kualitas mutu beton K300.
“Untuk u-dith, kita pakai ukuran 30x30x100cm dan cover u-dith nya ukuran 40cm. Barangnya semua pabrikan,” jelas Ali Ketua LPM Kelurahan Pakansari saat dikonfirmasi wartawan media ini di lokasi proyek di RT 03 RW 04, Kamis (11/05) lalu.
Lanjut Ali, untuk di titik tersebut, volume pekerjaannya sepanjang 150 meter dengan anggaran Rp. 136.969.000,- dengan waktu pelaksanaan 30 hari kerja.
Masturo selaku Lurah Pakansari saat dikonfirmasi terkait hal dugaan indikasi mark-up tersebut, menyatakan tidak begitu memahami.
“Saya mah percaya ke LPM yang penting pekerjaan selesai dengan baik dan berkualitas. terkait upah tukang dan belanja barang, saya mah ga ngurus,” kata Masturo, Rabu (17/05).
Lanjut Masturo, Informasi ini akan jadiĀ bahan evaluasi bagi kami. Kedepannya akan kami perbaiki, ucapnya. (Sto)