Patut Dipertanyakan, dokter “Penyuap” BPK Jadi Dirut RSUD?
BOGOR, (TB) – Penunjukan atau pelantikan dua dari empat orang Direktur Utama RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) di Bumi Tegar Beriman beberapa waktu lalu oleh Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan layak untuk dipertanyakan.
Pasalnya jika dilihat dari rekam jejak dan latar belakangnya dua orang Dirut RSUD yakni dr. Yukie Meistisia Ananda Putri Satoto, sebagai Dirut RSUD Cibinong, dan dr. Vitrie Winastri, sebagai Dirut RSUD Leuwiliang dianggap kurang tepat. Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan dianggap kurang jeli dalam memilih dan menentukan siapa yang layak menjadi pembantunya dalam hal pelayanan kesehatan pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) tersebut.
Diketahui, bahwasanya dua nama tersebut diatas bagi sebagian masyarakat Kabupaten Bogor mungkin belum lupa jika pada sidang kasus penyuapan terhadap auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Jawa Barat (Jabar), yang menjerat Ade Yasin kala itu, nama-nama tersebut yakni dr. Yukie Meistisia Ananda Putri Satoto dan dr. Vitrie Winastri dalam persidangan mengungkap bahwa benar telah memberikan sejumlah uang kepada Ihsan Ayatullah untuk diberikan kepada BPK.
dr. Yukie Meistisia Ananda Putri Satoto yang saat itu masih menjabat sebagai Wakil Direktur (Wadir) RSUD Ciawi. Dalam kesaksiannya didepan majelis Hakim Pengadilan Tipikor Bandung, pada Senin 15 Agustus 2022 dengan gamblang menyebutkan bahwa permintaan uang dari Ihsan Ayatullah berawal dari adanya Pemeriksaan Keuangan oleh BPK Jabar tahun anggaran 2021 yang kemudian ditindaklanjuti oleh Ihsan Ayatulloh dengan mengharuskan pihaknya menyediakan uang senilai Rp200 juta.
“Untuk Proyek RSUD Ciawi diminta oleh Ihsan menyediakan uang sebanyak Rp200 juta untuk antisipasi adanya temuan BPK Jawa Barat,” ungkap dr Yukie, dikutip di BogorUpdate.com, Senin (15/8/2022).
Akhirnya, sambung Yukie, karena melihat Ihsan yang diyakini sebagai kepanjangan dari mantan Bupati Bogor Rachmat Yasin (RY) maka pihaknya bersedia menyiapkan uang yang diminta dengan cara patungan.
“Kami patungan, sampai uang terkumpul Rp200 juta yang diberikan kepada Ihsan dengan harapan bisa selesai permasalahan tersebut,” katanya.
Namun, pemberian uang tersebut dilakukan secara bertahap menjadi 2 kali. Pertama Februari tanggal 15 dan yang kedua 20 Februari sebesar Rp100 juta, kemudian untuk yang 100 juta selanjutnya pada bulan Februari 2022 jadi total 200 juta hasil dari patungan 3 orang.
“Uang yang terkumpul dari hasil patungan tiga orang yakni, Dirut RSUD Ciawi sebesar Rp80 juta, Saya Rp60 Juta dan Vitrie Winastri Rp60 juta. Ada juga uang simpanan pribadi,” jelasnya.
Dari kesaksian di sidang tersebut, jelas bahwa ada pengakuan dari dr. Yukie Meistisia Ananda Putri Satoto yang saat ini menjabat Dirut RSUD Cibinong, terlibat melakukan suap terhadap auditor BPK Jabar bersama dengan dr. Vitrie Winastri yang saat itu menjabat sebagai Wadir Pelayanan RSUD Ciawi dan sekarang jadi Dirut RSUD Leuwiliang.
Sebagai warga Kabupaten Bogor, penulis merasa sangat miris melihat apa yang di lakukan oleh Plt Bupati Bogor saat ini. Dengan adanya pengakuan telah melakukan suap, malah orang-orang yang demikian dipilih untuk memimpin sebuah instansi atau Badan yang tugasnya memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Mau dibawa kemana arah pemerintahan Kabupaten Bogor ini, jika pelaku KKN saja masih ‘dipakai’ jadi kepanjangan tangan melayani masyarakat.
Terbaru, bahkan Plt Bupati Bogor melakukan rotasi yang kuat dugaan berbau unsur ‘Tidak suka’ dengan seseorang, karena mungkin bukan orangnya. Lagi-lagi tanpa melihat rekam jejak dan dedikasi yang sudah 30 tahun lebih mengabdi di satu instansi, tiba-tiba dipindahkan ke instansi yang sama sekali bukan bidangnya. Sementara oknum ASN tersebut diketahui satu tahun lagi akan pensiun.
Sebagai warga biasa yang ingin Kabupaten Bogor baik-baik saja, berharap ke depan agar Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan benar-benar bijak dan tidak gegabah dalam memilih siapa pembantunya untuk melayani masyarakat. Jangan hanya karena sesuatu hal, lantas main tunjuk, yang akhirnya offside di akhir cerita.
Karena menurut ‘issu’ yang beredar, setiap jabatan yang diberikan itu tidak gratis, walau sumpah injak Al-Qur’an pernah terucap dari Plt Bupati Bogor membantah dugaan jual beli jabatan itu. Tapi sekali lagi, saran penulis yang mencintai Plt Bupati sebagai orang nomor satu di Kabupaten Bogor saat ini, agar tetap pakai hati, dan utamakan kualitas dalam mencari, memilih dan menentukan siapa yang layak menduduki suatu jabatan di instansi atau SKPD demi kebaikan roda pemerintahan Kabupaten Bogor ke depan.
Diketahui, Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan melantik empat pucuk pimpinan RSUD se-Kabupaten Bogor, pada Selasa 22 November 2022 lalu. Empat Dirut RSUD yang dilantik itu diantaranya, dr. Yukie Meistisia Ananda Putri Satoto, sebagai Dirut RSUD Cibinong, dr. Fusia Meidiawaty, sebagai Dirut RSUD Ciawi, dr. Vitrie Winastri, sebagai Dirut RSUD Leuwiliang, dan dr. Kusnadi, sebagai Dirut RSUD Cileungsi.
Dari nama-nama diatas, dua diantaranya diduga turut serta melakukan suap terhadap auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Jawa Barat (Jabar), yang menjerat Ade Yasin kala itu yakni dr. Yukie Meistisia Ananda Putri Satoto dan dr. Vitrie Winastri sebagaimana yang terungkap pada persidangan kasus penyuapan terhadap auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Jawa Barat (Jabar), yang melibatkan Bupati Bogor Non Aktif kala itu Hj. Ade Munawaroh Yasin. (Sto/Red)