Kasus Penyerobotan Lahan Tanah di Nanggewer Cibinong Diduga Melibatkan Oknum Orang Dalam BPN
BOGOR, (TB) – Perkumpulan yang mengaku kumpulan Anak Rantau Seluruh Indonesia (KUMPARANS) berang mendengar berita bahwa sebidang tanah milik salah satu Pentolannya di Kabupaten Bogor di rampas orang tak di kenal.
Aldo dan Pentolan lainya menduga tanahnya di caplok pihak lain dengan cara tidak jauh berbeda, sebagaimana yang kita tahu kasus mafia tanah yang melibatkan salah satu oknum Pejabat Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor baru-baru ini dengan cara menghapus data di sertifikat lalu di ganti dengan data baru.
Hal itu terjadi di program pendaftaran tanah sistematis lengkap (PTSL),bahkan sudah di tetapkan tersangka oleh pihak Kepolisian Kabupaten Bogor para oknum tersebut, keterangan itu di sampaikan AKBP Iman Imanuddin, dalam jumpa Persnya pada Senin, (1/8/22) terkait kasus tersebut.
Aldo menduga ada kaitan dengan kasus Mafia Tanah yang heboh baru-baru ini, karena ia dan rekan lainnya memang sedang menangani kasus-kasus lain juga dengan hal yang serupa,”saya selaku rekan percaya kang rindi pasti bisa menyikapi terkait hal seperti itu kenapa bisa terjadi, toh ayahnya juga sudah malang melintang puluhan tahun di BPN kan,” lanjutnya Aldo Carter,selaku salah satu Bagian pimpinan di KUMPARANS.
Aldo menceritakan tanah tersebut di kuasai hampir 6 tahun silam lamanya yang berada di Kelurahan Nanggewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. kejadian tersebut bermula pemilik lahan yaitu Rindi ketika menjual tanah tersebut dan mengetahui sudah timbul sertifikat dengan No SHM 8983/2017 atas nama Suyanto ketika di sampaikan si pembeli saat ini yang juga tak jauh dari lahan tersebut.
Menurut sepengetahuannya Aldo, Ayahandanya dan Rindi membeli tanah tersebut belum ber sertifikat bahkan tidak ada nama Suyatno dari pihak pemilih ke 1,2 maupun 3, ia membeli sebidang tanah dengan luas kurang lebih 1200 M2 kepada orang yang sangat dekat dengannya bahkan dari ke 3 pemilik sebelumnya, karena kelurga besar pemilik sebelumnya adalah tanah waris.
Ia menambahkan sebelum membelinya melakukan pengukuran, pengecekan terlebih dahulu ke beberapa instansi terkait, bahkan terakhir mengecek kembali di Kantor Petanahan Kabupaten bogor pada tahun 2022 silam tepatnya bulan februari seingatnya.
“Ya saya kaget lah, saya pantau tanah itu berulang kali, dan terakhir tahun lalu seingat saya Bulan Februari 2021 masih kosong menurut kang Rindi, sekarang sudah timbul sertifikat nama orang lain,di lokasi pun ada yang garap loh dan rumahnya persis sebelah lahan,” jelas Aldo.
“Di tambah timbul sertifikat 2017 sedangkan kang Rindi cek ke pertanahan itu 2021, itu ada loh dia buktinya, dan saya sudah menyampaikan terkait hal ini ke Dirjen Sengketa BPN RI kebetulan dekat dengan beliau,” jelasnya lagi salah satu Pentolan KUMPARANS Aldo Carter Hukubun kepada awak media sembari tertawa sinis (3/2/23).
Di tempat terpisah saat di temui awak media, Rindi menjelaskan kebenaran nya terkait adanya kasus tersebut. bahkan ia mengamati kejanggalan-kejanggalan yang terjadi pada beberapa pekan terakhir terkait maraknya Mafia Tanah di Kabupaten Bogor salah satunya terkait kasus tersebut,
Yang membuat geger publik, Rindi bahkan berani menduga adanya permainan sistem komputerisasi (KKP) Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor yang seperti notifikasi handphone menurutnya.
“Ya saya paham lah mas, dan saya sangat paham betul bagaimana itu bisa terjadi,” ujar Rindi dengan tegas.
Sampai saat ini ia sudah mengajukan Surat Permohonan Keberatan atas sertifikat yang ada di lahan nya ke Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor, bahkan sudah berkoordinasi dengan beberapa instansi terkait. Ia berharap BPN bisa dengan bijak dan menindak lanjuti permasalahannya bahkan bisa mengambil sikap tegas.
“kita tunggu saja ya mas, saya belum bisa komentar banyak karena kewenangan atau jawaban ada di BPN kan, saya bisa melangkah kalo sudah ada jawaban dari BPN. dan saya sudah koordinasikan itu,” tutupnya. (/Red)