Keramaian GOR Pakansari di Waktu Malam

CIBINONG, (TB) – Seputaran Gedung Olah Raga (GOR) Pakansari pada malam minggu massa membludak. Para penikmat hiburan, pencari angin segar di malam hari, pengendara sepeda roda dua yang biasa nongkrong di sisi trotoar sepanjang Gor Pakansari, begitu hiruk pikuk. Tak terkecuali kendaraan roda empat ikut memadati jalur dan membuat kemacetan, pada Sabtu malam, (22/01/22).

Ya..GOR Pakansari yang dijadikan ajang tempat nongkrong muda-mudi dengan menampilkan kendaraan roda dua tersebut di pinggiran trotoar jalur dari kandangroda hingga seputaran GOR Pakansari.

Begitu pula para pedagang kaki lima yang menjajakan makanan dan minuman pun turut meramaikan sekitarnya hingga kafe-kafe pun terlihat ramai dikunjungi dan siap melayani pengunjung.

Sekumpulan roda dua saat di hampiri wartawan media ini memberikan tanggapan sangat antusias, “malam bang.. iya bang kami rindu akan tongkrongan yang selama ini teman-teman kami menghilang dari peredaran,” menurut salah satu anak motor yang tak mau disebutkan namanya.

Masih di lokasi yang sama, salah satu pedagang keliling Eman yang memang sengaja mangkal pun mengutarakan hal yang sama, ” ya bang, sejak di bangunnya pedestrian saya tidak dapat berjualan, sehingga malam ini saya sangat senang karena saya hari ini bisa lagi jualan dan menafkahi anak istri saya,” tuturnya.

Pemandangan keramaian di seputaran GOR Pakansari tersebut, lazim terjadi, khususnya setiap malam libur atau pada Jumat malam hingga Sabtu malam minggu. Setelah proyek pedestrian untuk mempercantik kota tersebut selesai dibangun, warga masyarakat yang datang ke area Gor Pakansari sekedar untuk nongkrong sambil menikmati hidangan jajanan kaki lima tampaknya semakin antusiasme saja.

Banyaknya pedagang kaki lima yang menjajakan dagangannya, tentu menjadi persoalan yang harus jadi perhatian pemerintah juga. Untuk itu Pemkab Bogor harus bisa mencari solusi bagi para PKL tersebut Agar tujuan dibangunnya proyek pedestrian untuk memperindah tampilan GOR Pakansari itu bisa terwujud tanpa harus mengabaikan masyarakat par PKL yang mengais rezeki ditempat tersebut. (Sto)