Pernyataan Bupati Bogor Terkait “Wartawan Bodong” Bikin Resah, Jadi Kisruh Sesama Insan Pers

BOGOR, (TB) – Ketua Forum Wartawan Bogor Bersatu (FWBB) sesalkan ucapan Bupati Ade Yasin atas penggunaan kata wartawan bodong atau yang lebih dikenal dengan bodrek (bodong redaksi) pada kegiatan rebo keliling (boling) di Klapanunggal, Rabu (16/6) kemarin.

Menurut laki-laki berkepala plontos itu, tidak sepatutnya seorang pejabat negara mengucapkan kata-kata seperti demikian. Karena akan menjadi kisruh diantara sesama insan pers yang sehari-hari meliput di seantero Bogor.

“Bupati harus punya dasar atas ucapannya jangan sampai informasi yang sampai pada pembaca menjadi blunder, apalagi menyangkut kepala desa yang di peras,” kata Iwan Boring di Cibinong. Kamis (17/6/21).

Dia mengatakan, ini harus di buktikan jika memang ada temuan seharusnya dilaporkan agar ada efek jera, namun jika hanya katanya wajib di klasifikasi,” tegasnya.

“Jika kita telaah dari judul di beberapa media lokal maupun nasional “Bupati Bogor Resah Dengan Wartawan Bodong Yang Peras Kepala Desa” harus dipastikan ada korbannya, ada pelakunya, jika korban tidak ada maka bagaimana bisa dibilang wartawan bodrek bahkan kata bodrek atau bodong pun harus terarah, yang bodrek perusahan persnya atau si wartawannya jadi tidak asal bicara,” sebut dia.

Dia pun berharap bupati selaku pemangku kebijakan tertinggi di Kabupaten Bogor, bisa memberikan keterangan terkait ucapan yang sudah tayang di beberapa media, baiknya seperti apa karena dalam pemberitaan kita para jurnalis, wajib mengedepankan praduga tak bersalah. Jika dilihat dari judul salah satu media disini saya pastikan untuk ucapan itu harus dibuktikan. Sebaiknya hadirkan kepala desanya buktikan oknun wartawannya.” kata dia. (dev/sto)