Miris, Sandri Penderita Hidrosefalus Lima Tahun Tampa Pengobatan
LAMPUNG TIMUR, (TB) – Miris nasib Sandri (14) warga Desa Wana, Kecamatan Melinting, Kabupaten Lampung Timur.
Sejak usia 9 tahun, Sandri (14 ) harus berjuang melawan penyakit tanpa dukungan pengobatan yang maksimal.
Ia pun akhirnya pasrah dan hanya berharap ada keajaiban datang.
Sandri memang tak seberuntung remaja seusianya, ia lahir dan tumbuh di tengah keluarga kurang mampu. Kondisi tubuhnya pun jadi kurus dan tidak normal setelah mengidap penyakit penumpukan cairan pada ronga otak (Hidrosefalus) sejak 5 tahun yang lalu.
Dengan kondisinya saat ini Sandri sagat sedih, Keinginan untuk sekolah dan bermain seperti remaja seusianya pupus karena penyakit yang di deritanya tak kunjung sembuh.
Cita-cita yang sempat menyemangati perjuangannya melawan penyakit pun, akhirnya ia kubur dalam-dalam.
Sadri tak lagi berfikir untuk menggapai cita-citanya, ia hanya ingin sembuh dan terbebas dari penyakit yang menghantui hidupnya.
Namun karena kondisi orang tuanya tidak mampu, ia pun hanya bisa pasrah dan berharap ada keajaiban datang membawa secercah harapan untuk hidup sehat.
Putra kedua pasangan Samsudin (42) dan Aiysah (38) itu, saat ini kondisinya sangat lemah, ia tidak bisa kemana mana dan hanya terbaring tak berdaya,
“Anak kami ini sakit sejak umurnya 9 tahun, awalnya muntah-muntah, tapi tidak ada perubahan saat kami obatkan ke bidan,” Kata Samsudin pada Awak media, Rabo (16/6/2021)
Setelah tiga hari tidak ada tanda-tanda sehat, lanjut Samsudin, Sandri di bawa ke salah satu dokter di Bandar Sribhawono. Tapi setelah di lakukan pemeriksaan, dokter menganjurkan untuk di rujuk ke rumah sakit Sukadana atau rumah sakit Metro.
“ Lantaran tidak ada biaya, anak kami bawa pulang kembali kerumah karena kami tidak memiliki BPJS. Jadi kalau pas ada biaya, anak kami obatkan secara rawat jalan dan sesekali kami mencari pengobatan alternatif,” Ucap Samsudin dengan nada lemas.
Keluarga berharap dinas sosial dan kesehatan Kabupaten Lampung Timurkhususnya Provinsi Lampung bisa membantu kesulitan warganya, “ Kami warga tidak mampu dan hanya bekerja serabutan, Kami berharap melalui Kapala Desa ( Kades ) bisa membantu kesulitan Kami,” Pungkanya. ( Dr )