Ibu Rumah Tangga Di Tangsel Meninggal Dunia Akibat Kelelahan Antri Gas 3 Kg

0
IMG_20250203_171949

filter: 0; fileterIntensity: 0.0; filterMask: 0; captureOrientation: 0; hdrForward: 0; highlight: true; algolist: 0; multi-frame: 1; brp_mask:8; brp_del_th:0.0401,0.0000; brp_del_sen:0.1000,0.0000; delta:null; module: photo;hw-remosaic: false;touch: (-1.0, -1.0);sceneMode: 2621440;cct_value: 0;AI_Scene: (-1, -1);aec_lux: 0.0;aec_lux_index: 0;HdrStatus: auto;albedo: ;confidence: ;motionLevel: 0;weatherinfo: null;temperature: 37;

Spread the love
image_pdfimage_print

TANGSEL,-Seorang ibu rumah tangga di Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), meninggal dunia pada Senin, 3 Februari 2025, setelah berjam-jam mengantri untuk mendapatkan gas LPG 3 kilogram. Peristiwa tragis ini terjadi di tengah kelangkaan gas LPG yang melanda berbagai wilayah dalam sepekan terakhir.

Korban, yang diketahui bernama Yonih 62 tahun, dikatakan kelelahan setelah berusaha mencari gas sejak pagi hari. Ia berputar-putar mencari pasokan gas dan akhirnya mengantri berjam-jam di salah satu agen resmi.

“Dia nyari gas muter dari pagi ga dapat, dia antri di agen berjam-jam,” ujar Ramadhan, keluarga korban, kepada awak media.

Menurut keterangan keluarga, Ibu Raya, setelah kelelahan, korban sempat duduk di rumah dan merasa tidak enak badan. Kondisi korban kemudian memburuk dan ia dibawa ke rumah sakit, namun sayangnya, tim medis menyatakan bahwa korban sudah meninggal dunia.

Kelangkaan gas LPG 3 kilogram yang semakin parah disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang membatasi penjualan gas di tingkat pengecer. Hal ini membuat masyarakat harus antri panjang di agen resmi untuk mendapatkan pasokan gas yang sulit ditemukan di pasaran.

Di berbagai wilayah, terutama di Tangerang Raya banyak warga kesulitan mendapatkan gas LPG 3 kilogram, terutama bagi mereka yang tidak memiliki waktu atau tenaga untuk mengantri dalam waktu lama.

Masyarakat setempat pun berharap pemerintah segera mengambil langkah untuk mengatasi masalah kelangkaan gas LPG ini. “Pemerintah kalau bikin kebijakan tolong dikaji, kan bisa bikin kebijakan sambil berjalan dan perlahan. Jangan langsung eksekusi blass gas hilang dari pasaran,” ungkap salah seorang warga yang turut merasakan kesulitan.

Peristiwa ini menjadi pelajaran penting bahwa kebijakan yang tidak dipertimbangkan dengan matang dapat berdampak langsung pada kehidupan masyarakat, terutama bagi mereka yang bergantung pada komoditas vital seperti gas LPG.

” Rusdan “

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *